Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Indonesia Bakal Gelar MotoGP Mulai 2021

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Indonesia bakal menggelar MotoGP untuk tiga musim mulai 2021 di sirkuit jalan raya yang berada di kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

JAKARTA - Indonesia akhirnya dipastikan akan menggelar ajang MotoGP untuk tiga musim mulai 2021. Sirkuit yang akan digunakan berada di kawasan Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

Kepastian menganai hal itu dikonfirmasi oleh Direktur Utama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M. Mansoer.

Abdulbar mengungkapkan kalau ITDC sudah menandatangani Promotor's Agreement dengan promotor MotoGP, Dorna Sport SL selama tiga tahun untuk menggelar balapan."Ya," jawabnya singkat saat via pesan singkat Whatsapp.

Namun, Abdulbar meminta semua pihak menunggu pengumuman resmi. Dorna Sport SL dikatakannya akan segera membuat pengumuman Indonesia menggelar MotoGP. "Besok akan ada world announcement oleh Dorna SL," ungkapnya.

Menurutnya, balapan MotoGP di Mandalika nanti bakal berkonsep Street Race atau Sirkuit Jalan Raya, bukan sirkuit tertutup layaknya Sentul. "Seperti di Singapura dan Monaco. Indonesia menjadi venue ke-21, rangkaian balap MotoGP dalam setahun, dan satu-satunya yang berkonsep Street Race Circuit," kata Abdul.

Dengan konsep seperti itu, jelas dia, MotoGP Indonesia akan seperti gelaran Grand Prix Formula 1 di Singapura dan Monaco. Kedua negara itu menggelar balap mobil dengan menggunakan jalan raya yang disulap menjadi sirkuit.

Abdulbar mengatakan perjanjian dengan Dorna dilakukan di Madrid pada 29 Januari 2019. "Kontrak ( MotoGP di Indonesia) 3 tahun dari 2021 dengan opsi perpanjangan," sambungnya.

Biaya Besar

Untuk gelaran MotoGP ini Indonesia harus mengeluarkan biaya yang besarnya mencapai 69,5 juta dollar AS atau sekitar 975 miliar rupiah untuk menggelar setiap tahunnya. Biaya itu merupakan perkiraan jika Indonesia menggunakan sirkuit jalanan atau non-permanen yang bakal digelar di Mandalika tersebut.

Forbes pernah melansir biaya total per tahun untuk menyulap sirkuit jalanan menjadi trek untuk Formula 1, angkanya bisa mencapai total 57,5 juta dollar As (Rp807 miliar).

Biaya tersebut untuk keperluan membayar seluruh staf dan tim, marketing, sewa tribune raksasa, dan bangunan paddock. Belum lagi sewa untuk fasilitas parkir kendaraan, kantor, dan lainnya, plus biaya asuransi.

Meski demikian, membuat sirkuit jalanan atau non-permanen tentu tak semahal membangun sirkuit permanen. Belum lagi, butuh pengerjaan yang sangat lama hingga mencapai dua tahun. Dilansir dari Forbes, membangun sirkuit permanen membutuhkan biaya standar mencapai 270 juta dollar AS (Rp3,7 triliun).

Untuk pembangunan sirkuit jalanan MotoGP, tak akan berbeda jauh dengan gelaran F1. Perbedaannya ada pada fee atau setoran uang dari negara penyelenggara kepada operator balapan. Setoran negara penyelenggara ke Dorna tentu tak sebesar seperti di F1. Dikutip dari Totalsportek, biaya yang harus dikeluarkan untuk setoran ke operator MotoGP sekira 12 juta dollar AS. Angka itu ditambah dengan biaya menyulap jalan raya menjadi sirkuit sementara. Dengan demikian, total pengeluaran untuk menggelar MotoGP per tahun sekitar 69,5 juta dollar AS (Rp975 miliar).

Sementara bagi negara penyelenggara yang baru memiliki sirkuit permanen dan menggelar MotoGP butuh biaya sekira 282 dollar AS (Rp3,9 triliun) untuk tahun pertamanya. Angka itu tentu belum termasuk biaya perawatan di tahun-tahun berikutnya yang juga memakan biaya sangat tinggi.

Dilansir dari Autosport, CEO Dorna Carmelo Ezpeleta pernah merencanakan meniru F1 untuk menggelar MotoGP di sirkuit jalanan agar biayanya lebih murah. "Secara teori, trek utama akan digelar di jalanan raya dan paddock akan ditutupi, terintegrasi dengan pusat ekshibisi," tutur Ezpeleta. Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top