Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

India Melarang Ekspor Gandum karena Gelombang Panas yang Menekan Produksi

Foto : Istimewa

India, produsen terbesar kedua di dunia, segera menghentikan semua ekspor gandum.

A   A   A   Pengaturan Font

NEW DELHI - Hanya beberapa hari setelah menargetkan rekor pengiriman tahun ini, India mengumumkan melarang ekspor gandum, Sabtu (14/5) malam, sebagai upaya untuk mengendalikan harga di tingkat lokal. Gelombang panas yang menyengat membatasi produksi dan harga lokal mencapai titik tertinggi sepanjang masa di tengah permintaan ekspor yang kuat.

Sebelumnya, pembeli global mengandalkan produsen gandum terbesar kedua di dunia itu untuk pasokan setelah ekspor dari wilayah Laut Hitam anjlok menyusul invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari.

Seperti dikutip dari CNBC, pemerintah mengatakan masih akan mengizinkan ekspor untuk letter of credit yang telah diterbitkan dan atas permintaan dari negara-negara yang berusaha "untuk memenuhi kebutuhan ketahanan pangan mereka".

Sebelum larangan, India menargetkan untuk mengirimkan 10 juta ton tahun ini. Larangan India diperkirakan dapat menaikkan harga global ke puncak baru dan memukul konsumen miskin di Asia dan Afrika.

"Larangan itu mengejutkan. Kami mengharapkan pembatasan ekspor setelah 2-3 bulan, tetapi tampaknya angka inflasi mengubah pikiran pemerintah," kata seorang dealer yang berbasis di Mumbai.

Naiknya harga makanan dan energi mendorong inflasi ritel tahunan India ke level tertinggi delapan tahun di bulan April, memperkuat pandangan ekonom bahwa bank sentral harus menaikkan suku bunga lebih agresif untuk mengekang harga.

Harga gandum di India telah naik ke rekor tertinggi, di beberapa pasar spot hingga mencapai 25.000 rupee atau 322,71 dollar AS per metrik ton, dibandingkan dengan harga dukungan minimum tetap pemerintah sebesar 20.150 rupee.

Awal pekan ini, India menguraikan rekor target ekspornya untuk tahun fiskal 2022/23 yang dimulai pada 1 April, menambahkan akan mengirim delegasi perdagangan ke negara-negara seperti Maroko, Tunisia, Indonesia dan Filipina untuk mencari cara untuk lebih meningkatkan pengiriman.

Namun, kenaikan suhu yang tajam dan tiba-tiba pada pertengahan Maret berarti ukuran tanaman menyusut dari yang diperkirakan sekitar 100 juta ton atau bahkan lebih rendah, dibandingkan perkiraan pemerintah untuk semua waktu tertinggi 111,32 juta ton.

"Pengadaan pemerintah turun lebih dari 50 persen. Pasar spot mendapatkan pasokan yang jauh lebih rendah dari tahun lalu. Semua hal ini menunjukkan panen yang lebih rendah," kata dealer yang berbasis di New Delhi.

Pada April, India mengekspor rekor 1,4 juta ton gandum dan kesepakatan telah ditandatangani untuk mengekspor sekitar 1,5 juta ton pada bulan Mei.

"Larangan India akan mengangkat harga gandum global. Saat ini tidak ada pemasok besar di pasar," kata dealer itu.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top