Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pandemi Global

India Kewalahan Kremasi Korban Covid-19

Foto : AFP
A   A   A   Pengaturan Font

NEW DELHI - Pusat-pusat krematorium diIndia terpaksa beroperasi melebihi kapasitas untuk mengkremasi jenazah yang terus berdatangan setiap jam.

Tungku gas dan kayu bakar di sebuah krematorium di negara bagian Gujarat, India barat, telah menyala begitu lama tanpa jeda selama pandemi Covid-19, sehingga ada bagian logamya yang mulai meleleh.

Kepulan asap terus menyeruak dari corong sebuah krematorium di negara bagian Gujarat, barat India, selama hampir 24 jam tanpa henti. Bahkan, ada bagian logamya yang mulai meleleh. Sebagian besar jenazah itu meninggal karena virus korona (Covid-19).

Selama beberapa waktu terakhir, jumlah penularan dan kematian akibat korona di India memang terus melonjak signifikan. Negara berpenduduk 1,3 miliar itu mencapai rekor tertinggi 261.500 kasus baru pada Minggu (18/4).

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan tiap pengetesan menunjukkan satu positif dari enam orang yang menjalani pengujian Covid-19. Saat ini, India memiliki total 15,3 juta lebih kasus korona dengan 180 ribu kematian.

"Kami bekerja sepanjang waktu dengan kapasitas 100 persen agar bisa mengkremasi jenazah tepat waktu," kata pengurus salah satu krematorium di Kota Surat, Kamlesh Sailor.

Tak hanya pusat kremasi, sebagian rumah sakit juga kewalahan hingga kehabisan tempat untuk merawat pasien Covid-19. Beberapa rumah sakit sudah mengumumkan pasokan ventilator dan tabung oksigen habis hingga banyak rusak karena terus digunakan tanpa henti untuk merawat pasien korona yang datang dan pergi.

Petugas krematorium dan pemakaman menuturkan jumlah kremasi dan pemakanan jauh lebih banyak dibandingkan data kematian korona yang selama ini dirilis pemerintah.

Krematorium khusus jenazah Covid-19 terbesar di Lucknow, ibu kota negara bagian Uttar Pradesh, Baikunthdham, memaparkan pihaknya menerima jumlah jenazah untuk dikremasi dua kali lipat dari yang dilaporkan pemerintah dalam enam hari terakhir.

Jumlah itu pun belum termasuk jenazah pasien korona yang dimakamkan di tempat lain, seperti komunitas Muslim di India.

Sementara itu, kepala krematorium lainnya di Uttar Pradesh, Azad, menuturkan jumlah kremasi berdasarkan protokol korona memang telah meningkat lima kali lipat dalam beberapa pekan terakhir.

"Kami bekerja siang dan malam. Insinerator beroperasi terus, tetapi masih banyak jenazah yang harus menunggu untuk dikremasi," kata Azad.

Gelombang Baru

India memang tengah dihadapkan dengan gelombang penularan virus korona baru yang dinilai lebih ganas dalam beberapa pekan terakhir.PemerintahNew Delhi menerapkan penguncian wilayah (lockdown) di Ibu Kota Indiatersebut pada akhir pekan lalu akibat tingkat penularan korona yang terus memburuk.

New Delhi, kota berpenduduk lebih dari 20 juta orang, saat ini menjadi wilayah dengan kasus korona harian terbanyak di India. Beberapa kota dan negara bagian lainnya seperti Mumbai juga menerapkanlockdownserupa.

Tenaga kesehatan menganggap lonjakan virus korona ini terjadi akibat sejumlah perayaan ritual yang berlangsung di India. Salah satunya ritual mandi di sungai alias Kumbh Mela yang berlangsung beberapa waktu lalu.

Ribuan orang di India dinyatakan positif Covid-19 setelah Kumbh Mela. Pihak berwenang melaporkan angka infeksi ini setelah melakukan tes terhadap 50 ribu peserta Kumbh Mela di kawasan Haridwar, Uttarakhand.

Selain akibat perayaan ritual, warga India memang dikenal abai terhadap protokol kesehatan. Penularan korona pun diperparah dengan kemunculan varian virus korona baru di India yang dianggap lebih cepat menular. Varian korona yang dikenal dengan B1617 yang bermutasi ganda.

Negara pimpinan Narendra Modi pun kini menempati urutan kedua negara dengan kasus infeksi Covid-19 paling banyak, menyalip posisi Brasil sebelumnya. SB/aljazeera/P-4


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top