Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Penguatan Riset

Implan yang Dikendalikan Pikiran Sembuhkan Orang Lumpuh

Foto : FABRICE COFFRINI / AFP

Gert-Jan telah lumpuh di kakinya selama lebih dari satu dekade setelah menderita cedera tulang belakang saat kecelakaan sepeda, saat mencoba implan yang memungkinkannya berjalan secara alami di Lausanne, Selasa (23/5).

A   A   A   Pengaturan Font

PARIS - Para peneliti, pada Rabu (24/5), melaporkan seorang pria Belanda yang lumpuh, untuk pertama kali berhasil kembali berjalan hanya dengan menggunakan pikirannya, berkat dua implan yang memulihkan komunikasi antara otak dan sumsum tulang belakang. "Terobosan ini telah memberi kebebasan yang tidak saya miliki sebelumnya," kata pasien bernama Gert-Jan itu.

Dikutip dari The Straits Times, pria Belanda berusia 40 tahun itu telah lumpuh di kakinya selama lebih dari satu dekade setelah menderita cedera tulang belakang saat kecelakaan sepeda.

Tetapi dengan menggunakan sistem baru, dia sekarang dapat berjalan "secara alami", melewati medan yang sulit dan bahkan menaiki tangga, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature.

Kemajuan ini merupakan hasil kerja lebih dari satu dekade oleh tim peneliti di Prancis dan Swiss.

Pada 2022, tim menunjukkan implan sumsum tulang belakang yang mengirimkan pulsa listrik untuk merangsang gerakan otot kaki, telah memungkinkan tiga pasien lumpuh untuk berjalan kembali.

Tetapi, mereka perlu menekan tombol untuk menggerakkan kaki mereka setiap saat. Gert-Jan, yang juga memiliki implan tulang belakang, mengatakan hal ini membuat sulit untuk mengikuti ritme mengambil "langkah alami".

Penelitian terbaru menggabungkan implan tulang belakang dengan teknologi baru yang disebut antarmuka otak-komputer, yang ditanamkan di atas bagian otak yang mengontrol gerakan kaki. "Antarmuka menggunakan algoritma berdasarkan metode kecerdasan buatan untuk memecahkan kode rekaman otak secara real time," kata para peneliti.

Ingin Gerakkan Kaki

Ini memungkinkan antarmuka, yang dirancang oleh para peneliti di Komisi Energi Atom Prancis atau Atomic Energy Commission (CEA), untuk mengetahui bagaimana pasien ingin menggerakkan kaki mereka setiap saat.

Data ditransmisikan ke implan sumsum tulang belakang melalui perangkat portabel yang cocok dengan alat bantu jalan atau ransel kecil, memungkinkan pasien untuk berkeliling tanpa bantuan orang lain.

Kedua implan tersebut membangun apa yang oleh para peneliti disebut sebagai "jembatan digital" untuk melintasi keterputusan antara sumsum tulang belakang dan otak yang terjadi pada kecelakaan Gert-Jan.

"Sekarang saya bisa melakukan apa yang saya inginkan, ketika saya memutuskan untuk melangkah, rangsangan akan muncul segera setelah saya memikirkannya," kata Gert-Jan.

"Setelah menjalani operasi invasif dua kali untuk menanamkan kedua perangkat, perjalanan panjang untuk sampai ke sini," katanya dalam konferensi pers di Kota Lausanne, Swiss.

Namun di antara perubahan lainnya, ia kini bisa berdiri di bar lagi bersama teman-temannya sambil minum bir. "Kesenangan sederhana ini mewakili perubahan signifikan dalam hidup saya," katanya dalam sebuah pernyataan.

Ahli saraf di Ecole Polytechnique Federale de Lausanne Swiss dan rekan penulis studi, Gregoire Courtine, mengatakan itu "sangat berbeda" dari apa yang telah dicapai sebelumnya.

"Pasien sebelumnya berjalan dengan susah payah, sekarang orang hanya perlu memikirkan berjalan untuk mengambil langkah," katanya dalam konferensi pers.

Ada tanda positif lainnya, setelah enam bulan pelatihan, Gert-Jan memulihkan beberapa persepsi sensorik dan keterampilan motorik yang hilang dalam kecelakaan itu. Dia bahkan bisa berjalan dengan kruk ketika "jembatan digital" dimatikan.

Peneliti CEA, Guillaume Charvet, mengatakan kepada AFP ini menunjukkan bahwa pembentukan hubungan antara otak dan sumsum tulang belakang akan mendorong reorganisasi jaringan saraf di lokasi cedera.

Charvet memperingatkan akan membutuhkan penelitian bertahun-tahun lagi agar teknologi ini dapat tersedia untuk orang lumpuh di seluruh dunia.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top