Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Vaksin Covid-19

Imperial College Inggris Perluas Uji Klinis

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Setelah universitas Oxford, kini giliran Imperial College Inggris yang berunjuk gigi untuk ikut meneliti vaksin Covid-19. Pemerintah Inggris sendiri telah investasi 1,87 triliun rupiah untuk pusat manufaktur vaksin terbaru. "Ini kabar terbaru dari Inggris mengenai vaksin dari Imperial College London," tandas, Wakil Duta Besar dan Kuasa Usaha Sementara Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Rob Fenn, Selasa (28/7), di Jakarta.

Menurtunya, uji coba vaksin dari Imperial College London didanai Inggris sebesar 747 miliar rupiah. Kini mulai memperluas uji coba ke manusiadi wilayah lebih luas di seluruh Inggris. Studi pra-klinis pada tikus menunjukkan, vaksin tersebut dapat menghasilkanantibodi yang sangat spesifik terhadap SARS-CoV-2, yang mampu menetralkan virus.

Ditambahkan, Vaksin Imperial College ini menggunakan metode mRNA yang relatif baru. Artinya tidak menggunakan bagian sel virus yang telah lemah atau mati, atau sebagian dari virus untuk membuat vaksin. Tetapi ini menggunakan potongan materi genetik untuk merangsangrespons pada tubuh manusia. Tujuannya, agar menghasilkan antibodi yang menyerang danmenetralkan bagian negatif tertentu dari virus.

"Pekan depan uji coba dilakukan di enam pusat (studi) tambahan. Vaksin ini akan diujicobakan kepada lebih dari 200 orang berusia 18-75. Mereka akan menerima dua imunisasi selama empat pekan. Bakal vaksin ini telah diujicobakan kepada 92 sukarelawan, ujar Fenn.

Vaksin Imperial College ini didasarkan pada pendekatan baru yang menggunakan untaian kode genetik sintetis (disebut RNA), dari bahan genetik virus. Setelah disuntikkan ke dalam otot, untaian RNA akan memperbanyak diri (melalui proses duplikasidiri) dan menginstruksikan sel-sel tubuh untuk membuat salinan protein dibagian luar virus. Lapisan ini akan melatih sistem kekebalan tubuh untuk merespons virus korona, sehingga tubuh dapat dengan mudah mengenali dan mempertahankan diri terhadap virus Covid-19di masa depan.

Jika percobaan berhasil, vaksin Imperial College dapat memberi dosis efektif dari volume yang relatif rendah, sehingga cocok untuk diproduksi secara masif dengan biaya rendah.

Dr Katrina Pollock, Kepala Bagian Klinis di studi COVAC1 di Imperial College, mengatakan, "Kami menantikan perluasan uji coba dilokasi-lokasi tambahan." Kate Bingham, Kepala Gugus Tugas Vaksin, menambahkan, ""Metode menggunakan RNA yang dapat memperkuat diri ini adalah platform yang kuat dan memiliki peran kunci dalam mempersiapkan diri kita menghadapi pandemi ke depannya." wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top