Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Penguatan Persenjataan

Ilmuwan: Rudal Hipersonik Tiongkok Melampui Sains

Foto : GREG BAKER / AFP

Parade kendaraan pembawa rudal DF-17 Tiongkok.

A   A   A   Pengaturan Font

WASHINGTON - Tiongkok dilaporkan telah meluncurkan rudal nuklir hipersonik yang kedua, mengelilingi dunia, dan melaju lima kali lebih cepat dari kecepatan suara. Tidak ada negara yang sebelumnya mampu menunjukkan prestasi rekayasa canggih ini dan tes tersebut membuat para ilmuwan Pentagon tercengang. Terungkap senjata itu jauh lebih canggih dari yang diperkirakan semula.

"Kendaraan luncur hipersonik, pesawat ruang angkasa bermanuver yang dapat membawa hulu ledak nuklir, menembakkan rudal terpisah selama penerbangannya di atmosfer di atas Laut Tiongkok Selatan pada 27 Juli," bunyi laporan Financial Times.

Para ahli di lembaga penelitian lanjutan Pentagon, Darpa, mengaku tidak mengetahui bagaimana Tiongkok dapat mencapai prestasi itu, karena para ilmuwan mengatakan itu "menguji batasan fisika". Pakar militer dikatakan telah meneliti data untuk menemukan bagaimana hal itu dicapai.

Mereka sedang mendiskusikan untuk apa proyektil itu, yang ditembakkan oleh kendaraan hipersonik tetapi tampaknya tidak memiliki target yang jelas, sebelum jatuh ke air.

Beberapa ahli Pentagon percaya proyektil itu adalah rudal udara ke udara. Sementara yang lain berpikir itu adalah tindakan balasan untuk menghancurkan sistem pertahanan rudal sehingga mereka tidak dapat menembak jatuh senjata hipersonik.

Bukti Terbaru

Russia dan Amerika Serikat (AS) telah mencoba mengembangkan senjata hipersonik selama bertahun-tahun, tetapi para ahli mengklaim penembakan rudal kedua adalah bukti terbaru bahwa upaya Tiongkok jauh lebih maju daripada Kremlin atau Pentagon.

"Perkembangan ini mengkhawatirkan bagi kami sebagaimana seharusnya bagi semua orang yang mencari perdamaian dan stabilitas di kawasan dan sekitarnya," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS (NSC).

"Ini didasarkan pada keprihatinan kami tentang banyak kemampuan militer yang terus dikejar Republik Rakyat Tiongkok," tambahnya.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top