Ilmuwan Berhasil Mengatasi Resistensi Antibiotik oleh Bakteri
COE-PNH2, molekul yang dirancang oleh para peneliti I-FIM, telah menunjukkan kemanjuran tinggi melawan Mycobacterium abscessus, salah satu spesies mikobakteri yang paling umum.
SINGAPURA - Sebanyak dua penelitian yang dilakukan di Singapura baru-baru ini telah memecahkan masalah resistensi antibiotik, yang diperkirakan akan membunuh 10 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya pada tahun 2050 jika tidak ditangani. Demikian laporan yang diterbitkan oleh Kelompok Koordinasi Antar Lembaga tentang Resistensi Antimikroba PBB.
Dalam studi pertama, para peneliti dari Institute for Functional Intelligent Materials (I-FIM) di National University of Singapore (NUS) telah menciptakan senyawa yang berpotensi mengobati infeksi mikobakteri non-tuberkulosis.
Dikutip dari The Straits Times, bakteri yang menyebabkan infeksi itu resisten terhadap pengobatan konvensional karena selubung selnya yang tebal dan kedap air.
Namun, oligoelektrolit terkonjugasi, sejenis antimikroba sintetik, diketahui dapat mencegah dan menghindari resistensi antimikroba dan dapat direkayasa menjadi berbagai agen terapeutik untuk melawan berbagai macam infeksi.
"Struktur unik mereka, yang memfasilitasi interaksi spontan dengan lapisan ganda lipid, memungkinkan mereka menembus pertahanan bakteri yang sering kali menggagalkan obat-obatan yang ada," kata peneliti utama I-FIM, Guillermo Bazan, yang merupakan penulis studi itu.
Halaman Selanjutnya....
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya