Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Ikuti Pedoman Asupan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Konsumsi garam berlebih bukan hanya menyebabkan berbagai penyakit seperti kardiovaskuler. Kandungan garam tinggi juga dapat menyebabkan penyakit pengeroposan tulang, penurunan fungsi kognitif otak, kanker perut, dan mag.
Menurut laman Harvard Edu, garam yang dikenal sebagai natrium klorida (NaCl) mengandung sekitar 40 persen natrium dan 60 persen klorida. Komposisi ini dapat memberi rasa pada makanan dan berfungsi juga sebagai pengawet makanan dari bakteri karena tidak dapat berkembang biak pada konsentrasi garam tinggi.
Tubuh membutuhkan sejumlah kecil natrium untuk melakukan impuls saraf, mengencangkan dan mengendurkan otot, serta menjaga keseimbangan air dan mineral. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganjurkan konsumsi sodium hanya 2.400 mg atau sekitar satu sendok teh garam per hari.
Jauh dari anjuran WHO, mayoritas orang Amerika Serikat (AS) mengonsumsi setidaknya 1,5 sendok teh garam per hari, atau sekitar 3.400 mg natrium. Ini lebih banyak dari yang dibutuhkan tubuh. Namun demikian, menurut pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), The US Dietary Reference Intakes, tidak ada cukup bukti untuk menetapkan jumlah konsumsi garam yang berdampak kurang baik bagi kesehatan.
Akan tetapi, berdasarkan pedoman asupan natrium Guidelines for Adequate Intakes (AI), asupan garam terendah untuk pria dan wanita berusia 14 tahun ke atas serta wanita hamil, adalah 1.500 miligram sehari.
Untuk mengurangi risiko penyakit kronis akibat garam atau Chronic Disease Risk Reduction (CDRR) Intake, pemerintah AS menetapkan maksimum asupan 2.300 mg sehari bagi pria dan wanita berusia 14 tahun ke atas serta wanita hamil. Meski CDRR telah ditetapkan, kebanyakan orang mengonsumsi lebih banyak natrium melebihi pedoman AI dan CDRR.
Sodium sebenarnya merupakan nutrisi yang ditemukan pada buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, daging, dan makanan olahan susu rendah sodium. Pada makanan yang diolah, menurut CDC, garam terdapat dalam 10 sumber makanan, meliputi roti, piza, sandwich, daging yang diawetkan, sup, burrito, taco, camilan gurih (keripik, popcorn, kerupuk), ayam, keju, telur, dan omelet.
Kelebihan asupan garam bisa menyebabkan hipernatremia. Kondisi akut ini dapat terjadi pada lansia yang memiliki gangguan mental dan fisik tidak cukup makan atau minum. Gejalanya berupa demam tinggi, muntah, atau infeksi yang menyebabkan dehidrasi parah.
Sebaliknya, kekurangan garam juga berbahaya bagi kesehatan karena dapat menimbulkan hiponatremia kekurangan natrium yang sangat rendah di dalam darah. Gejala-gejalanya berupa muntah berlebihan, diare, dan berkeringat. hay/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top