Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IHSG Rawan Terkoreksi

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melanjutkan tren negatif jelang akhir pekan ini. Pergerakan IHSG bakal dipengaruhi faktor internal dan eksternal.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat pergerakan IHSG bakal dipengaruhi sejumlah sentimen, seperti fluktuasi kurs rupiah dan harga komoditas global, serta sikap investor yang menanti data makro ekonomi Amerika Serikat (AS) dan inflasi Tiongkok. Karenanya, Herditya memproyeksikan IHSG dalam perdagangan, Jumat (9/8), rawan terkoreksi dengan support 7.162 dan resist 7.228.

Sebelumnya, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/8) sore, ditutup melemah dipimpin oleh saham-saham sektor barang baku (basic materials). IHSG ditutup melemah 17,00 poin atau 0,24 persen ke posisi 7.195,12. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,88 poin atau 0,54 persen ke posisi 898,90.

"Bursa regional Asia cenderung kembali melanjutkan laju penguatannya yang tampaknya ditopang oleh kenaikan cadangan devisa Tiongkok," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta.

Dari mancanegara, Bank Sentral Tiongkok dalam rilisnya menyatakan bahwa posisi cadangan devisa Juli 2024 tercatat naik dari sebelumnya 3.222 miliar dollar Amerika Serikat (AS) menjadi senilai 3.256 miliar dollar AS.

Sementara itu, pasar menilai prospek kebijakan moneter Bank of Japan (BOJ) setelah Deputi Gubernur BOJ Shinichi Uchida mengatakan bahwa bank sentral tidak akan menaikkan suku bunga ketika pasar tidak stabil. Ringkasan pendapat dari pertemuan kebijakan BOJ pada Juli 2024 mengungkapkan bahwa beberapa anggota menyerukan perlunya terus menaikkan suku bunga, setidaknya hingga 1 persen.

Di sisi lain, pasar juga menantikan beberapa data ketenagakerjaan Amerika Serikat (AS) yang akan keluar hari ini waktu AS, sehingga ini akan menjadi fokus perhatian pelaku pasar.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top