Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

IHSG Akan Menguat karena Data Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Ini

Foto : ANTARA/Aprillio Akbar

Karyawan berjalan di dekat layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, baru-baru ini.

A   A   A   Pengaturan Font

Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi menguat pada perdagangan Senin (8/8).

Seperti dikutip dari CNN Indonesia, analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan penguatan didorong oleh rilis data pertumbuhan ekonomi domestik sebesar 5,44 persen pada kuartal II 2022.

"Di sisi lain, investor akan mencermati beberapa rilis data ekonomi dari China di awal pekan ini," kata Dennies seperti dikutip dari riset hariannya.

Karena sentimen itu, ia memproyeksikan IHSG bergerak di rentang support 7.028 dan resistance 7.118.

Begitu juga dengan Direktur Utama PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi IHSG berpotensi menguat. Selain rilis data PDB kuartal II, penguatan juga ditopang data cadangan devisa yang menunjukkan kondisi ekonomi Indonesia stabil serta antusias investor yang masih tinggi.

"Antusias investor tercermin dari capital inflow secara year to date yang masih bertengger di atas Rp50 triliun. Itu menunjukkan IHSG masih memiliki potensi kenaikan," ungkap William.

Ia memprediksi IHSG bergerak di rentang support 6.921 dan resistance 7.123. Karena itu, ia merekomendasikan sejumlah saham, yakni ASII, ASRI, CTRA, BBCA, BBNI, BINA, UNVR dan ICBP.

Sebelumnya diberitakan, IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) jelang akhir pekan ditutup naik menyusul perekonomian nasional yang masih tumbuh di atas lima persen pada kuartal II 2022.

IHSG ditutup menguat 27,31 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.084,66. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 4,03 poin atau 0,4 persen ke posisi 1.007,8.

"IHSG bergerak fluktuatif di saat rilis data ekonomi nasional yang mampu menjadi katalis positif. Namun di sisi lain, pasar juga diselimuti aksi profit taking dan khawatir proses akselerasi ekonomi mengalami perlambatan," tulis Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam ulasannya di Jakarta, Jumat.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top