IEA: Energi Terbarukan Akan Menyalip Batu Bara pada Awal 2025
Selama lima tahun ke depan, krisis energi global diperkirakan akan mempercepat pertumbuhan energi terbarukan.
Untuk negara-negara berpenghasilan rendah, lanjut laporan itu, tantangannya adalah infrastruktur jaringan yang lemah dan kurangnya akses ke pembiayaan yang terjangkau untuk proyek-proyek terbarukan, yang membutuhkan biaya di muka yang lebih tinggi untuk modal daripada biaya pemeliharaan dan operasi. Suku bunga pinjaman yang tinggi sering menjadi penghalang bagi banyak negara berpenghasilan rendah yang paling rentan namun paling tidak bertanggung jawab atas perubahan iklim.
Pada Konferensi Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa atau Climate Change Conference (COP 27), bulan lalu, di Sharm el-Sheikh, Mesir, banyak pemimpin global menyerukan untuk merombak dua lembaga keuangan yang kuat, Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional, yang mewakili sistem keuangan global yang menurut para pemimpin merugikan negara-negara miskin.
Jika dilaksanakan, kata para pendukungnya, reformasi dapat menawarkan negara-negara yang sedang berjuang dengan suku bunga yang lebih rendah dan memungkinkan lembaga keuangan untuk menarik triliunan dolar modal swasta untuk membantu transisi negara-negara tersebut ke energi terbarukan.
Redaktur : Marcellus Widiarto
Komentar
()Muat lainnya