IDCO Gelar Pertunjukan Tari Balet Akhir September

Sejak tahun 2016, Indonesia Dance Company (IDCO) kerap menggelar pertunjukan tari balet yang dikombinasikan antara tari tradisional dan kontemporer. Tak hanya di dalam negeri, namun juga sudah dua kali menggelar pertunjukan di mancanegara. Untuk ketiga kalinya, pentas balet yang dipadukan dengan tradisional, kontemporer, jazz, dan hip hop itu berjudul "Its... Showtime!" akan disajikan pada 29 dan 30 September 2018 mendatang, di Gedung Kesenian Jakarta, kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Pertunjukan tari rencananya akan dibagi dalam dua babak, yakni klasik balet dan tarian orisinal seperti tradisional dan kontemporer. Meski begitu, sejak berdirinya IDCO, kerap mengkombinasikan dengan unsur budaya Tanah Air. "Di event ketiga ini kami menampilkan pertunjukan yang berbeda dari sebelumnya. Tidak ada peran utama tapi semua penari punya peran masing-masing di pertunjukannya," ujar Claresta Alim, IDCO Artistic Director, saat jumpa pers di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ) kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Selain itu, IDCO Ballet Mistress Jonatha Pranadjadja menambahkan pihak IDCO ingin menampilkan kreativitas dari para penari muda. "Sejak pertama kali IDCO selalu menampilkan budaya Tanah Air, kita mix and match dengan kontemporer. Kita ingin menunjukkan ke dunia bahwa kita punya budaya yang beragam. Bagaimanapun juga kita nggak boleh melupakan budaya Tanah Air kita yang sangat beragam. Seperti kali ini kita angkat tarian dari Tanah Minang," tuturnya.

IDCO diisi oleh para penari yang dikategorikan tiga, yaitu trainee, apperentice, dan penari profesional dari usia 18 tahun ke atas. "Kami mengajak anak-anak muda ayo kalau mau berbuat sesuatu tunjukkan dengan kreasimu. Ini wadah bagi anak-anak muda kita agar berprestasi sejak muda, dan bisa mengharumkan nama bangsa di kancah internasional lewat tari," tukasnya.

Pertunjukan tari balet bertajuk "Its... Showtime!" ini menghandeng karya koreografi dsri Giselle (Pas De Deux), Harlequinade (Pas De Deux), Swan Lake (The Four Little Swan), Nutracker (Arabian), dan Lebih Corsaire (Pas Sebagai Tepis, Odalisque). Claresta Alim pun menyatakan bahwa setelah pertunjukan di Jakarta, pihaknya akan membawa projek ini ke mancanegara nantinya, tak ubahnya seperti pertunjukan sebelumnya. yzd/S-1