Ibu Pembentuk Karakter Kuat Anak

JAKARTA - Anak muda yang menjadi kaum milenial diminta tidak sekalipun melawan ibu. Selain kepribadian, kemampuan, keuletan, dan modal, kunci lain dari keberhasilan menjadi pengusaha sukses adalah doa ibu.

"Ada empat faktor untuk menjadi pengusaha sukses yaitu kepribadian, kemampuan, keuletan, dan modal. Terbentuknya kepribadian yang kuat dan baik tak lepas dari didikan seorang ibu dalam menanamkan moral kepada anaknya," kata Anggota Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, di Jakarta, Selasa (25/12).

Sahroni mengataka hal tersebut memaknai hari ibu yang diperingati setiap tanggal 22 Desember. Menurut dia, ibu sangat berperan sebagai penanam moral yang membentuk karakter dan kepribadian baik anak.

"Doa paling dahsyat adalah dari ibu yang telah bersusah payah melahirkan kita. Jangan pernah memarahi ibu," pesannya.

Politisi NasDem yang kembali menjadi caleg dari daerah pemilihan Jakarta III ini bersyukur sejak kecil digembleng oleh ibu dan neneknya tentang ahlak dan moral kehidupan. Kedua sosok wanita hebat inilah yang membuat Sahroni tak terjerat dalam pusaran narkoba ataupun premanisme yang terkenal di wilayah tempat tinggalnya di Tanjung Priok.

"Emak (ibu) saya memang bawel, tapi saya bersyukur karena dia dan nenek membentuk saya berkepribadian kuat. Doa mereka juga yang membuat saya berhasil mewujudkan mimpi-mimpi besar hingga mampu mengangkat derajat keluarga," kata Sahroni.

Belajar dari pengalaman hidupnya, saat melakukan reses dan sosialisasi empat pilar di berbagai wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat, politisi NasDem ini selalu berpesan kepada para emak-emak untuk mengajarkan moral kepada anak-anaknya dan berani mewujudkan mimpi.

Selalu Mendukung

Sementara itu, ibunda Ahmad Sahroni, Hernawati Peggi, mengaku bangga putranya berhasil menbalikkan anggapan miring terhadap keluarganya dengan kesuksesan diraih saat ini. Sebagai seorang ibu, Bunda Peggi panggilan akrabnya, akan selalu men-support Sahroni, termasuk dalam kegiatan politiknya.

Tak jarang dirinya bahkan terlibat dalam kegiatan Sahroni, khususnya aktivitas sosial yang berada di sekitar kawasan Kebon Bawang dan Warakas.

Peggi menceritakan ketika kehidupan Sahroni mulai menanjak, tak jarang komentar miring diarahkan kepada keluarganya, bahkan tudingan menggunakan hal gaib. Mendengar celotehan itu, Peggi membalasnya dengan komentar santai namun tajam.

"Pernah ada yang bilang Sahroni jadi kaya dengan 'ngepet', saya balas dengan komentar, anak saya bukan 'ngepet' tapi 'ngepot'. Waktu orang-orang masih banyak yang tidur setelah subuh, Sahroni sudah keluar dari rumah untuk mencari nafkah," kenang Peggi.

Peggi menambahkan, sebagai seorang anak, Sahroni tak pernah lupa akan kewajibannya berbakti kepada orang tua. Tak hanya perhiasan dan kebutuhan hidup yang terpenuhi, Sahroni kerap mengajak Peggi menikmati pelesiran, bahkan ke negara lain atau luar negri.ion/E-3