Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Ibu Kota Baru Harus Futuristik dan Membanggakan

Foto : istimewa

pindahkan ibu kota - Kondisi Kota Palangkaraya tampak dari atas, baru-baru ini. Pemerintah sedang mangaji untuk memindahkan Ibu Kota dari Jakarta ke wilayah Kalimantan.

A   A   A   Pengaturan Font

Yayat menilai untuk membangun kota hijau maka diperlukan lokasi dengan hamparan yang luas didukung dengan kondisi kawasan yang belum padat penduduk. Kemungkinan yang akan dipilih adalah kawasan yang saat ini masih berupa hutan. Konsep kota hijau tampaknya sejalan dengan Presiden Joko Widodo yang lebih suka tinggal di Istana Bogor yang hijau.

Bila pemerintah memilih tema kota hijau, Yayat menilai kawasan Palangkaraya, yang selama ini kerap disebut-sebut menjadi salah satu alternatif ibu kota, masih memiliki kawasan hutan yang cukup luas. Untuk membangun ibu kota baru, perlu kawasan lain yang lebih mudah ditata.

Namun, bila lokasi yang dipilih masih berupa hutan dan betul-betul kosong, Yayat menilai juga akan terdapat kendala. Sebab, pembangunan sebuah kota dari nol pasti akan lebih berat. "Karena itu, pemilihan lokasi ibu kota baru Indonesia harus dikaji secara lebih komprehensif. Pemilihan posisi strategis juga perlu, tetapi harus dikaji," tuturnya.

Terlepas dari lokasi mana yang akhirnya dipilih, Yayat berharap rencana pemindahan ibu kota Indonesia dari Jakarta tidak menambah beban biaya perjalanan dinas pejabat negara yang datang atau pergi ke kota baru tersebut. Dengan pemindahan ibu kota, yang dipindah tidak hanya Istana Presiden, tetapi juga kementerian dan lembaga negara lain, seperti legislatif dan yudikatif juga harus ikut pindah.

Presiden Joko Widodo menyebut ada tiga tempat atau tiga provinsi yang sedang dikaji sebagai ibu kota negara menggantikan Jakarta. Semua akan dikalkulasi secara detail, termasuk dari sisi kebencanaan, keekonomian, dan infrastruktur. Banyak negara yang kini telah memisahkan pusat bisnis dengan pemerintahan, antara ekonomi dan pemerintahan. Oleh karena itulah, Indonesia mulai mengkaji hal tersebut.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Agus Supriyatna, Antara

Komentar

Komentar
()

Top