Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pemindahan Ibu Kota - Pembangunan Infrastruktur Dasar Akan Dimulai 2020

Ibu Kota Baru Diputuskan 2019

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pemerintah terus mematangkan persiapan pemindahan ibu kota negara Republik Indonesia dari Jakarta ke luar Jawa. Bahkan, pemerintah menargetkan lokasi pemindahan ibu kota sudah bisa ditetapkan pada 2019 ini. "Kajian ini akan kita finalkan tahun ini sehingga keputusan lokasi 2019 dan 2020 bisa dilakukan persiapan pembangunan khusunya infrastruktur dasar," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro dalam diskusi soal 'Ibu Kota Baru' di Kantor Staf Presiden, Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (13/5).

Ia menjelaskan, keputusan lokasi baru tersebut juga akan diikuti adanya beberapa produk hukum yang diperlukan, terutama soal rencana tata ruang (RTR) "RTR direvisi untuk wilayah ibu kota baru, juga insentif. Kita ingin dorong meski biaya tidak murah namun pengunaan APBN seminimal mungkin. Jadi, kita buat aturan khusus agar swasta dan BUMN bisa terlibat. Dengan DPR akan kami bahas penetapan UU sekaligus persetujuan Ibu kota baru," jelas Bambang. Bambang menambahkan, bahwa ibu kota baru nantinya akan didesain maksimal dengan 1,5 juta orang. "Ini sudah perhitungkan maksimalnya.

Perkiraan PNS pusat (eksekutif ), legislatif dan yudikatif, perkiraan 200 ribu orang," ucap Bambang. Selanjutnya, TNI dan Polri sekitar 25 ribu. Pihak keluarga dengan estimasi yang pindah 4 anggota. "Artinya 800 ribu, pelaku bisnis 300 ribu seperti di Washington DC. Jadi, otal 1,5 juta orang," tutup Bambang. Anggota DPR RI, Misbakhun mengatakan keberanian Presiden Jokowi untuk mengambil keputusan pemindahan ibu kota dipastikan akan mendapat dukungan dari DPR. "Momentumnya sangat tepat. Kajiannya juga sudah siap dan perhitungan politiknya juga tepat. Dukungan politik menjadi sangat penting untuk merealisasikan pemindahan ibu kota," kata Misbakhun.

Bahkan, Misbakhun optimis pembiayaan yang diperlukan untuk membangun ibu kota baru tersebut bisa ditekan seminimal mungkin dengan mengandalkan kekuatan BUMN dan swasta. "Yang terpenting adalah pemerintah duduk bersama dengan DPR untuk memperkuat dukungan politik, dan membahas aturan hukum terkait ibu kota ini, misalnya dengan memasukkan pembahasan aturannya dalam Program Legislasi Nasional Prioritas," jelasnya.

Suatu Kebutuhan

Sementara itu, Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Eko Sulistyo menegaskan optimismenya bahwa ibu kota baru tersebut akan dapat direalisasikan. "Dalam seratus tahun terakhir ini, bahkan sudah lebih dari 30 negara melakukan pemindahan ibu kota untuk menjawab tantangan zaman. Ini menjadi semacam tren sekaligus kebutuhan," kata Eko. Eko pun menjelaskan bahwa momentum pemindahan ibu kota ini sangat tepat.

"Secara politik bahwa momen ini tepat. Selain dasar kajian Bappenas siap yang disampaikan pak menteri dan perhitungan politik. Saya kira pak Misbakhun setuju. Dan dukungan politik menjadi penting," tutup Eko. fdl/AR-3

Penulis : Muhamad Umar Fadloli

Komentar

Komentar
()

Top