Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Kesehatan Masyarakat - Manajemen RSUD dr Iskak Siap Bantu Pasien Keluarga Miskin

Ibu Jual Ginjal untuk Biaya Pengobatan Anak

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Merasa tidak menemukan jalan keluar untuk mendapatkan uang, seorang ibu mengumumkan akan menjual ginjalnya untuk biaya pengobatan anaknya.

TULUNGAGUNG - Seorang ibu muda di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mendadak viral di media sosial karena mengumumkan niatnya untuk menjual organ ginjalnya. Hasil penjualan ginjal akan digunakan untuk membiayai perawatan anaknya yang saat ini menjalani rawat inap di RSUD dr Iskak, Tulungagung.

"Saya spontan saja mengunggah niat saya menjual ginjal, karena memang sudah mentok, tidak memiliki uang untuk menebus biaya perawatan anak saya di sini (rumah sakit)," kata Rafika Dewi (25 tahun), ibu asal Kota Bumi, Lampung Utara, pemilik akun Facebook fikasogadweariyanto ditemui di ruang perawatan IRNA Wijaya Kusuma, RSUD dr Iskak Tulungagung, Minggu (7/4).

Keinginan untuk menjual ginjal itu dia unggah di akun media sosial Facebook-nya atas nama pribadinya, fikasogadweariyanto, pada Minggu dini hari sekitar pukul 00.22 WIB. Hanya selang beberapa menit status dia unggah, postingan istri dari Bagus Dwi Ariyanto, warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Gondang, Tulungagung, ini telah repost (dikirim ulang) oleh warganet di grup Facebook Wong Tulungagung.

Sejak itulah, postingan status Rafika viral. Saat ini, kondisi Bagas Satria yang baru berusia 45 hari masih dalam perawatan intensif tim dokter RSUD dr Iskak. "Saya ikhlas, demi anak saya," ujarnya sembari terus menunggui putra semata wayangnya, Bagas.

Balita itu mengalami infeksi di bagian tali pusat, diduga akibat kurang dibersihkan dan diobati sejak proses kelahiran. Daging sisa tali pusat pada pusar Bagas terlihat menonjol dan terus tumbuh. Pada ujungnya juga terlihat keluar nanah.

Kondisi itu menyebabkan balita mungil itu mengalami infeksi dan kemudian merembet pada ketahanan tubuh lain. Bagas dikabarkan sempat demam tinggi, batuk, dan pilek. Bagas bahkan sempat tak sadarkan diri akibat infeksi tali pusat yang dialaminya sehingga memaksa Rafika dan Bagus melarikannya ke Puskesmas Gondang.

Namun, karena kondisi yang buruk, Bagas akhirnya dirujuk ke RSUD dr Iskak pada Rabu (3/4) dan menjalani rawat inap hingga sekarang. Sayangnya, kedua orang tuanya yang sudah tidak lagi bekerja tidak memiliki biaya lagi untuk pengobatan dan perawatan Bagas yang konon mencapai jutaan rupiah.

"Masalahnya kami tidak memiliki BPJS (kesehatan). Suami sempat mengurus ke (pemerintah) Desa Sidomulyo, Kecamatan Gondang, namun tidak dilayani pak lurah karena kami dulu nikahnya siri, sehingga tidak diakui," kata Rafika yang masih didampingi suaminya, Bagus Dwi Ariyadi.

Jalan Buntu

Kini, Rafika dan Dwi Ariyadi merasa menemui jalan buntu. Sedang Dwi Ariyadi mengaku tak lagi memegang uang sepeserpun. Pria muda yang bekerja serabutan di desanya ini hanya terdiam dan pasrah dengan keadaan yang mereka alami.

Kasi Informasi dan Pemasaran RSUD dr Iskak, Mochammad Rifai menyatakan pada dasarnya manajemen rumah sakit siap membantu jika ada pasien dari keluarga miskin yang kesulitan menebus biaya perawatan rumah sakit.

Syaratnya, jika memang tidak memiliki BPJS Kesehatan maka yang bersangkutan diharuskan melampirkan SKTM (surat keterangan tidak mampu) dari desa. Kebijakan sosial manajemen RSUD itu tidak hanya berlaku bagi warga Tulungagung yang memang berasal dari keluarga kurang/tidak mampu. Tapi juga bisa diterapkan untuk pasien yang rumah dan domisilinya di kabupaten/kota sekitar Tulungagung.

Khusus untuk kasus Rafika yang putranya dirawat di ruang IRNA Wijaya Kusuma RSUD dr Iskak, Rifai menegaskan keluarga bersangkutan telah diberi penjelasan bahwa bantuan keringanan akan diberikan namun syarat SKTM dari desa harus dipenuhi terlebih dulu.

SB/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S, Antara

Komentar

Komentar
()

Top