Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hunian Nyaman Tekan Gangguan Mental

Foto : ISTIMEWA

nyaman

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Pandemi Covid-19 berpengaruh pada kesehatan mental masyarakat dunia. Survei Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di 130 negara yang mengalami pandemi Covid-19, terjadi peningkatan akses terhadap layanan kesehatan mental.

Menurut riset WHO tersebut, terdapat sejumlah faktor yang bisa memicu gangguan kesehatan mental, mulai dari kepedihan, isolasi, hingga kehilangan pendapatan, serta ketakutan-ketakutan lain yang muncul akibat pandemi.

"Salah satu penyebab masalah kesehatan mental yaitu isolasi di mana semenjak pandemi ruang gerak kita menjadi terbatas," ujar psikolog klinis Tara de Thouars, dalam acara virtual berjudul "Senyaman di Rumah," yang diadakan Rukita, Jumat (30/4).

Berbagai aktivitas yang lebih banyak dilakukan dari rumah, mulai dari bekerja, belajar, beribadah, dan sebagainya berpengaruh pada kesehatan mental. Hal ini karena pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain.

"Kebiasaan baru yang tiba-tiba harus dijalani tentu sedikit banyak akan berpengaruh pada kesehatan mental. Namun risiko itu dapat diminimalkan dengan menciptakan suasana hunian yang menyenangkan," lanjut Tara.

Hunian yang menyenangkan perlu menyediakan ruang privasi agar dapat melakukan relaksasi. Selain itu juga menyediakan tempat atau ruang yang bisa untuk melepas kepenatan dengan suasana yang aman dan nyaman.

Head of Customer Excellence Rukita, Junius, menuturkan, pelarangan mudik Lebaran tahun ini semakin tidak membuat nyaman bagi sebagian orang. "Kami memahami bahwa ini merupakan situasi yang tidak mudah bagi para penghuni kami yang tinggal jauh dari keluarganya," ujar dia.

Untuk menciptakan pengalaman menyenangkan bagi penghuni Rukita yang merupakan penyedia layanan co-living memperkenalkan kampanye "Senyaman di Rumah." Dengan materi yang disampaikan psikolog,penghuni bisa menciptakan rumah yang nyaman yang mendukung kesehatan fisik maupun mental saat berada jauh dari orang lain.

Untuk menciptakan suasana yang menyenangkan dan interaksi yang tetap hidup selama pandemi, Rukita aktif mengelola komunitas para penghuni yang dikenal dengan sebutan "Rukees." Komunitas ini menjalankan protokol kesehatan yang ketat dalam interaksinya.

"Dalam kegiatan daring yang rutin diadakan para penghuni diharapkan tak lagi kesepian karena memiliki komunitas yang menjadi keluarga kedua mereka," ujar dia.


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top