Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Kudeta di Myanmar I Asean Didesak Harus Pertahankan Sikap Tegas Pada Myanmar

Hun Sen: Junta Tinggalkan Haknya

Foto : Ministry of Foreign Affairs and International Coop

Palu Kepemimpinan l Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, saat menerima palu yang jadi simbol penyerahan kepemimpinan Asean yang tadinya dipegang oleh Brunei pada Kamis (28/10) pekan lalu.

A   A   A   Pengaturan Font

Sebagai ketua Asean mendatang, Kamboja didesak agar sikap tegas terhadap junta jangan mengendur karena Asean mencoba yang terbaik untuk menyelesaikan krisis di Myanmar

PHNOM PENH - Perdana Menteri Kamboja, Hun Sen, pada akhir KTT Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) pekan lalu mengatakan bahwa saat Kamboja mengambil alih kepemimpinan Asean untuk 2022 akan didesak untuk mempertahankan sikap tegas Asean terhadap Myanmar.

Pernyataan PM Hun Sen tentang sikap tegas itu mengacu pada keputusan Asean untuk tidak mengundang pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, untuk mengikuti KTT Asean pekan lalu, setelah junta tak mematuhi komitmen untuk memberikan akses bagi utusan khusus Asean untuk bertemu dengan lawan-lawan junta seperti disepakati dalam pertemuan darurat para pemimpin Asean pada April lalu.

"Asean tidak mendepak Myanmar dari pertemuan itu, tetapi bahwa junta di Naypyidaw telah meninggalkan haknya," ucap PM Hun Sen. "Sekarang kita berada dalam situasi Asean minus satu. Ini bukan karena Asean, tetapi karena Myanmar," imbuh dia.

Pernyataan Hun Sen itu dilontarkan saat PM Kamboja menerima palu yang jadi simbol penyerahan kepemimpinan Asean yang tadinya dipegang oleh Brunei. Sebelumnya, Menlu Kamboja, Prak Sokhonn, mengatakan bahwa Kamboja akan terus menekan junta di Myanmar untuk membuka dialog dengan lawan-lawannya.

Sementara itu lembaga pemberitaan yang berafiliasi dengan pemerintah, Agence Kampuchea Presse (AKP), saat menanggapi pernyataan dari PM Hun Sen mengatakan bahwa Kamboja harus membentuk gugus tugas ad hoc untuk menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang berkonflik di Myanmar secara diam-diam atau melalui diplomasi pintu belakang untuk berbagi pelajaran dan pengalaman pembangunan perdamaian dan implementasi kebijakan win-win bagi Myanmar.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Ilham Sudrajat

Komentar

Komentar
()

Top