Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Hukuman Balasan Bagi Para Penghianat

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Kepala armada kapal Batavia, Francisco Pelsaert, kembali dari Batavia dengan rombongan penyelamat segera setelah itu. Dia melihat bahwa para pemberontak yang paling buruk ditangkap dengan cepat, dibawa ke Pulau Seal dan dihukum tangan kanan mereka dipotong sebelum setiap orang digantung di tiang gantungan.

Jeronimus Cornelisz wakil Pelsaert, dipotong kedua tangannya karena kejahatannya. Setelah tangannya dipotong, ia digantung pada 2 Oktober 1629. Dua orang sengaja didamparkan di daratan itu sebagai hukuman. Pelsaert berangkat sekali lagi ke Batavia dengan kapal Saardam.

Pada 5 Desember 1629, rombongan tersebut, termasuk 16 pemberontak, berhasil mencapai Batavia. Di sana para pemberontak diadili atas kejahatan mereka dan dieksekusi. Dari 340 orang penumpang Batavia ketika berangkat dari Belanda tahun sebelumnya, hanya sepertiga yang berhasil sampai ke Hindia Timur.

Atas jasanya dalam meredam pemberontakan, Wiebbe Hayes dipromosikan atas perbuatannya dalam menangkap Cornelisz. Reputasi Pelsaert sangat ternoda dan dia meninggal karena penyakit pada tahun 1630. Namun kisah-kisah tenggelamnya kapal Batavia dan peristiwa gila di pulau-pulau itu tersebar luas di koloni-koloni Belanda dan tanah air.

Jurnal Pelsaert yang merinci peristiwa tersebut diterbitkan secara luas pada tahun 1647 dan akan dicetak ulang sebanyak delapan kali. Pantai Australia Barat kemudian dikenal di kalangan pelaut Belanda sebagai ujung bumi yang keras dan tak kenal ampun. Itulah yang mendorong para pelaut Belanda menghindarinya dengan cara apa pun dan tidak tertarik menjajah Australia.

Kisah Batavia dihidupkan kembali pada tahun 1963 ketika bangkai kapal itu secara resmi ditemukan. Selama dua dekade berikutnya, penggalian arkeologi kapal dan berbagai tempat perkemahan telah mengisi kisah tragis para penyintas bangkai kapal. Proyek ini juga mengarah pada pembentukan banyak undang-undang warisan Australia dan aspek praktik terbaik dalam mencatat situs arkeologi.

Saat ini, bagian dari lambung kapal Batavia dapat dilihat di Museum Australia Barat di Fremantle. Artefak dari situs dibagi antara koleksi Museum Australia Barat, Museum Maritim Nasional Australia dan pemerintah Belanda. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top