Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hotel yang Diserang ISIS di Kabul Populer di Kalangan Pebisnis Tiongkok

Foto : AP

Personel Taliban di atas sebuah hotel di Kabul Afghanistan terlibat baku tembak dengan kelompok penyerang yang diklaim ISIS sebagai kelompoknya.

A   A   A   Pengaturan Font

KABUL - Setidaknya tiga orang tewas ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah hotel yang populer di kalangan pebisnis Tiongkok di ibu kota Afghanistan pada Senin (12/12). Saksi melaporkan beberapa ledakan dan semburan senjata ketika kelompok Negara Islam (ISIS) mengklaim bertanggung jawab .

Asap terlihat mengepul dari Hotel bertingkat Longan di Kabul ketika pasukan keamanan Taliban bergegas ke lokasi dan menutup lingkungan itu.

Taliban mengklaim telah meningkatkan keamanan sejak kembali berkuasa pada Agustus tahun lalu. Tetapi sejumlah ledakan bom dan serangan kerap terjadi, banyak di antaranya diklaim oleh kelompok Negara Islam (ISIS) cabang lokal.

LSM Italia yang mengoperasikan rumah sakit sekitar 1 km dari lokasi ledakan mengatakan telah menerima 21 korban, termasuk tiga orang tewas.

Tidak disebutkan apakah mereka yang tewas adalah warga sipil atau terlibat dalam serangan itu.

Seorang juru bicara polisi Kabul mengatakan tiga penyerang tewas dan satu tersangka ditangkap. Taliban menyalahkan serangan itu pada "elemen nakal".

"Semua tamu hotel telah diselamatkan dan tidak ada orang asing yang tewas. Hanya dua tamu asing yang terluka ketika mereka melemparkan diri dari lantai atas," tambah juru bicara Taliban Zabiullah Mujahid di Twitter.

ISIS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Senin (12/12) bahwa dua personelnya "menyerang sebuah hotel besar yang sering dikunjungi diplomat dan pengusaha Tiongkok di Kabul, di mana mereka meledakkan dua alat peledak yang disembunyikan di dalam dua tas."

Salah satu dari dua orang yang diidentifikasi ISIS sebagai Abu Umar dan Abdul Jabbar, melemparkan granat tangan ke petugas Taliban, kata pernyataan itu. Sementara yang lain mulai meledakkan alat peledak dan menembaki tamu hotel, kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan, mengklaim 30 orang terluka atau terbunuh.

Video yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang memanjat keluar dari jendela di lantai bawah gedung, dengan tanda hotel - dalam bahasa Inggris dan Tiongkok- terlihat jelas.

Video lain menunjukkan api besar menjilat dari bagian lain, dengan asap tebal.

Sebuah helikopter juga melakukan beberapa kali melewati daerah tersebut.

Hotel ini populer di kalangan pengunjung bisnis Tiongkok, yang berbondong-bondong ke Afghanistan sejak kembalinya Taliban ke kekuasaan untuk mengejar kesepakatan bisnis yang berisiko tinggi tetapi berpotensi menguntungkan.

Tiongkok, yang berbagi perbatasan sepanjang 76 km dengan Afghanistan, belum secara resmi mengakui pemerintah Taliban, tetapi merupakan salah satu dari sedikit negara yang mempertahankan kehadiran diplomatik secara penuh di sana.

Batas Sensitif

Beijing khawatir Afghanistan bisa menjadi titik awal bagi separatis minoritas Uighur di wilayah perbatasan Xinjiang yang sensitif di Tiongkok.

Taliban telah berjanji bahwa Afghanistan tidak akan digunakan sebagai basis untuk militan dan, sebagai gantinya, Tiongkok menawarkan dukungan ekonomi dan investasi untuk pembangunan kembali Afghanistan.

Mempertahankan stabilitas setelah beberapa dekade perang di Afghanistan adalah pertimbangan utama Beijing karena berupaya mengamankan perbatasannya dan investasi infrastruktur strategis di negara tetangga Pakistan, rumah bagi Koridor Ekonomi Tiongkok-Pakistan.

Taliban menggambarkan Afghanistan sebagai tempat yang aman bagi para diplomat dan pebisnis, tetapi dua anggota staf kedutaan Rusia tewas dalam serangan bom bunuh diri pada September lalu dalam sebuah serangan yang diklaim oleh ISIS.

AS pada Senin mendesak Taliban untuk "memenuhi komitmen yang telah mereka buat untuk komunitas internasional," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price kepada wartawan.

"Salah satu komitmen itu adalah menyediakan masyarakat yang bebas dari kekerasan teroris semacam ini."

"Rakyat Afghanistan telah mengalami kekerasan yang terlalu tinggi dalam waktu yang terlalu lama," tambahnya.

ISIS juga mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap kedutaan Pakistan di Kabul bulan ini yang dikecam Islamabad sebagai "upaya pembunuhan" terhadap duta besar.

Seorang penjaga keamanan terluka dalam serangan itu.

Meskipun memiliki hak atas proyek-proyek besar di Afghanistan, terutama tambang tembaga Mes Aynak, Tiongkok tidak mendorong proyek-proyek ini ke depan.

Taliban bergantung pada Tiongkok untuk mengubah salah satu simpanan tembaga terbesar di dunia menjadi tambang yang berfungsi yang akan membantu pemulihan negara yang kekurangan uang dan terkena sanksi itu.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top