Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pencegahan Radikalisme

Hindarkan Anak dari Paham Radikal Sejak Dini

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Semua pihak diminta bersama-sama membentengi anak-anak agar terhindar dari paham radikal ataupun doktrin kebencian yang dapat menimbulkan aksi terorisme di kemudian hari. Hal itu diperlukan karena penanaman paham radikal saat ini sudah merata dan menyebar, baik di sekolah maupun lingkungan.

"Sekarang ini anak dieksploitasi demi kepentingan keyakinan politik orang dewasa dan sebagainya. Dengan adanya penanaman paham itu, anak dapat berpotensi menjadi pelaku kekerasan, seperti aksi terorisme," kata Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait dalam pernyatan tertulisnya, di Jakarta, pekan lalu. Arist mengamati fenomena penyebaran paham radikal kepada anak saat ini sudah parah.

Kepada anak-anak itu ditunjukkan simbol-simbol kekerasan dan doktrin bahwa mereka berbeda dengan kelompok yang lain. Kalau misalnya sekarang ada anak yang sudah tidak menghormati bendera, tidak mau menyanyikan lagu Indonesia Raya, tidak mau tahu konten atau isi dari Pancasila, hal itu adalah bagian dari penanaman penolakan dari ideologi bangsa. Menurut Arist, penanaman paham radikal dan kekerasan yang dilakukan oleh orangorang dekat dari anak tersebut tentunya menambah panjang daftar anak yang berpotensi menjadi pelaku kekerasan, baik di sekolah, lingkungan tempat tinggalnya, maupun lingkungan sosialnya. Kejadian bom di Surabaya dan Sibolga lalu turut melibatkan anak. Orang tua tentunya juga sudah tidak dapat lagi berpikir rasional.

Untuk menghindarkan anak dari pengaruh paham radikal, tentunya dari lingkungan rumah, orang tua harus dapat melindungi anaknya. Menurut Arist, keluarga adalah benteng pertama karena anak itu akan meniru apa yang dilihat dan apa yang dirasakan. Pendidikan Deradikalisasi Sel a i n i tu, tambah Arist, lembaga pendidikan harus dapat menanamkan pendidikan deradikalisasi. Untuk itu, wajib ada kurikulum deradikalisasi mulai dari tingkat SD sampai jenjang pendidikan menengah atas. Yang tidak kalah penting adalah lingkungan yang ramah anak.

Lingkungan harus bisa mengembangkan nilai-nilai positif, seperti gotong royong, toleransi, dan budaya timur lainnya. Badan Nas i o n a l Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui kegiatan Duta Damai Goes to School membekali pelajar di Manado, Sulawesi Utara, pengetahuan tentang bahaya radikalisme dan cara penyebarannya, Sabtu (27/7). Sebanyak 160 pelajar SMA dan sederajat di Kota Manado mengikuti kegiatan yang dilaksanakan oleh Duta Damai Dunia Maya Sulawesi Utara tersebut. Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol Hamli dalam pernyataan tertulisnya mengatakan kegiatan itu untuk memberikan kekebalan kepada pelajar agar mereka tidak terpengaruh paham negatif tersebut, terutama melalui aktivitas di dunia maya. Ini imunisasi secara spiritual. eko/Ant/N-3


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top