Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pengembangan Otak

Hindari Anak dari Kebergantungan pada ”Gadget”

Foto : KORAN JAKARTA/EKO S PUTRO

STIMULASI OTAK | dr. Adre Mayza SpK. (kiri) dan dr. Eka Musridharta, SpS. menjadi pembicara dalam seminar pendidikan berbasis kematangan fungsi otak anak di Labschool Rawamangun, Jakarta TImur, Selasa (3/4).

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Anak-anak dan remaja yang hidup di masa milenial ini memang harus memanfaatkan teknologi informasi dan gadget canggih untuk mendapatkan informasi dan hiburan yang memberi nilai tambah. Sebaliknya, jangan sampai gadget dan perangkat telepon seluler canggih malah membuat mereka sangat bergantung yang berujung pada kecanduan untuk terus menggunakan perangkat gadget tersebut sehingga mengganggu proses belajar.

Pandangan tersebut disampaikan dr. Eka Musridharta, SpS. KIC MARS dalam seminar parenting "Pendidikan Berbasis Kematangan Fungsi Otak" di Auditorium lantai 3 Labschool Rawamangun, Jakarta Timur, Selasa (3/4).

Dalam seminar setengah hari yang diselenggarakan atas kerja sama WOTK Angkatan RN dan Team Goesar Techno ini, juga menghadirkan pembicara lain, dr. Adre Mayza SpK. Usai seminar, hadirin bisa melakukan uji coba aktivitas gelombang otak kita untuk selanjutnya memperbaiki gelombang otak untuk memacu kecerdasan dan inovasi.

Eka Musridharta lebih lanjut mengatakan, informasi yang tanpa batas pada gadget tidak ada yang salah. Tetapi, memanfaatkan informasi itu untuk kepentingan yang positif dan memberi nilai tambah bagi kita, terutama anak-anak yang masih dalam proses pertumbuhan.

"Yang berbahaya, jika anak anak dan remaja kita semakin kecanduan gadget dengan konten yang salah atau negatif. Jika ini terjadi, maka gelombang otak akan terganggu. Maka dampaknya pada prestasi belajar," katanya.

Sementara dr Adre mengatakan, meski belum ada penelitian yang komprehensif mengenai dampak negatif penggunaan gadget berlebihan, dipastikan banyak anak-anak mengalami gangguan otak.

"Dalam konteks ini, kita akan bekerjasama dengan Yayasan Perlindungan Anak Indonesia untuk mengisi konten yang positif dan mendidik, yang dapat dimanfaatkan seiring dengan kemajuan teknologi informasi," ujar dr Adre.

Dalam paparannya di awal diskusi, dr Eka Musridharma menjelaskan panjang lebar soal aktivitas dan otak dari janin hingga dewasa. Dokter di Rumah Sakit Otak Jakarta ini mengungkapkan, saat ini mulai ada kesadaran di kalangan masyarakat dan institusi untuk memanfaatkan penelitian gelombang otak untuk mengetahui kemampuan seseorang dan kemudian mengatasi berbagai hambatan yang diakibatkan oleh kelemahan gelombang otak.

"Instansi pun kini mulai banyak memanfaatkan pendekatan gelombang otak ini untuk mencari figur atau calon pemimpin yang akan ditempatkan di suatu posisi," katanya. sur/E-3

Komentar

Komentar
()

Top