Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Sektor Perkebunan | Pemerintah Perlu Beri Insentif Swasta Bangun Industri Kelapa Terpadu

Hilirisasi Industri Kelapa Tingkatkan Kesejahteraan Petani

Foto : Antara/HO/Medbun

ilustrasi - Perkebunan kelapa di sentra kelapa Maluku

A   A   A   Pengaturan Font

Pendekatan program kelapa seharusnya selaras antara peningkatan kesejahteraan petani dan kenaikan produktivitas.

JAKARTA - Hilirisasi diyakini menjadi kunci utama pengembangan industri kelapa di dalam negeri untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Sebab, pengembangan industri kelapa selama ini hanya berfokus pada upaya peningkatan produksi.

Guru Besar Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB University, Prof Sudrajat, menilai, selama dua dekade terakhir, pengembangan sektor perkebunan kelapa belum signifikan untuk meningkatkan kesejahteraan petani. Pasalnya, upaya yang dilakukan hanya menekankan pada kenaikan produktivitas tanaman.

"Program yang ada selama ini berupa peningkatan produktivitas, harusnya di balik program untuk meningkatkan kesejahteraan petani kelapa," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (9/11).

Program peningkatan kesejahteraan, lanjutnya, adalah menjaga stabilitas harga kelapa dan kopra, terutama untuk daerah-daerah sentra kelapa di remote area, seperti Riau, Jambi, Sumsel, Maluku. Mereka tidak punya keleluasaan seperti petani kelapa dekat daerah perkotaan yang bisa menjual kelapa ke perkotaan, tambahnya, kondisi ini menyebabkan kesejahteraan petani kelapa termarginalkan.

Baca Juga :
Komoditas Andalan

Menurut Sudrajat, kelapa 100 persen diusahakan oleh petani. Jadi, kalau membahas kelapa maka yang harus dibahas adalah petani kelapa. "Program kelapa pendekatannya adalah peningkatan kesejahteraan petani baru peningkatan produktivitas. Buat apa produktivitas meningkat kalau petani tidak sejahtera," katanya.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Muchamad Ismail, Antara

Komentar

Komentar
()

Top