Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hendra/Ahsan Juarai Malaysia Challenge

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan merebut gelar pertamanya dengan menjuarai Malaysia Internation Challenge sejak kembali dipasangkan awal tahun ini. Gelar ini menjadi modal bagus menghadapi Kejuaraan Asia.

BUKIT KIARA - Ganda putera senior, Hendra Setiawan/ Mohammad Ahsan keluar sebagi juara turnamen Malaysia International Challenge, Minggu (22/4). Pada laga final di Juara Stadium, Bukit Kiara, Kuala Lumpur tersebut, Hendra/Ahsan memerlukan pertandingan rubber game untuk mengalahkan Aaron Chia/Soh Wooi Yik 21-17, 17-21, dan 21-19.

Pasangan muda Malaysia tersebut mampu memaksa Hendra/Ahsan bekerja keras sebelum menang dalam 47 menit. Gelar ini menjadi gelar perdana bagi Hendra/Ahsan setelah berpasangan kembali awal tahun ini.

Sebelumnya, pada pertandingan di turnamen India Open 2018 dan German Open 2018 lalu, penampilan mereka hanya sampai pada babak semifinal saja. Bahkan saat tanding di All England 2018, mereka mendapatkan hasil yang kurang bagus dan terhenti di babak 16 besar.

Dengan gelar juara Malaysia International Challenge 2018 ini bisa menjadi modal yang bagus untuk turnamen berikutnya. Turnamen yang akan mereka ikuti dalam waktu dekat adalah Badminton Asia Championships 2018 yang akan digelar mulai tanggal 24 April di Wuhan, China.

Sayangnya, wakil Indonesia lainnya di nomor ganda campuran, Andika Ramadiansyah/Mychelle Christyne Bandasso gagal di final. Andika/Mychelle dikalahkan ganda tuan rumah, Chen Tang Jie/Peck Yen Wei dalam rubber game 17-21, 21-17, 19-21. Dalam turnamen ini, tuan rumah Malaysia merebut dua gelar juara, sementara Indonesia, China dan Taiwan masing-masing kebagian satu gelar juara.

Ditarget Semifinal

Sementara itu, pelatih ganda putra pemusatan latihan (pelatnas) PBSI, Herry Iman Pierngadi mengatakan nomor ganda putra menargetan minimal tembus semifinal dalam kejuaraan bulu tangkis perorangan Asia yang akan dihelat di Wuhan, China, akhir April ini.

Herry Iman Pierngadi yang juga mengatakan hal tersebut bisa berubah disesuaikan dengan kondisi yang terjadi di lapangan. "Target harus yang terbaik, harus ada yang ke final, minimal saya perkirakan semifinal, tapi tergantung drawing (undian) juga," kata Herry di Cipayung, Jakarta, kemarin.

Nomor ganda putra yang diperkuat pasangan terkuat dunia saat ini, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, diprediksi akan bisa meraih gelar. Namun Herry tak mau jemawa menyikapi hal tersebut.

Saat ini, sedikitnya ada tiga pasangan yang bisa dikatakan kualitasnya mendekati Marcus/Kevin, yakni Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, Angga Pratama/Rian Agung Saputro, Berry Angriawan/Hardianto serta Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Pelatih tunggal putra pemusatan latihan (pelatnas) bulu tangkis Hendry Kurniawan Saputra mengibaratkan persaingan di kejuaraan Asia kategori perorangan seperti "neraka". "Persaingan di kejuaraan Asia nanti sudah partai 'neraka' lah, panas. Karena dari 'drawing' semua pemain top dunia hadir, kecuali pemain-pemain dari Denmark," kata Hendry.

Hendry menjelaskan dengan adanya pemain-pemain dari Korea Selatan, Taiwan, China, Malaysia dan Jepang, persaingan dalam Kejuaraan Asia 2018 ini layaknya Kejuaraan Dunia bulu tangkis yang sangat ketat.

Meskipun demikian, nomor tungal putra terindikasi menargetkan prestasi yang bisa dibilang cukup tinggi dengan menyasar semifinal, meskipun tergantung dengan hasil undian dan kondisi di dalam turnamen itu sendiri.

"Saat ini saya tidak bisa mengungkapkan dengan tegas, tapi saya bisa lihat dan memprediksi saat di sana ketika anak-anak turun bagaimana. Seperti saat Indonesia Masters 2018 kemarin, saat itu Anthony Sinisuka Ginting dalam perjalanannya siapapun dilawan dan saya berani menargetkan juara, karena bagi saya perjalanan itu penting," ucapnya.

Akan tetapi, Hendry mengaku optimistis anak-anak asuhnya memiliki peluang mencapai minimal fase empat besar. ion/Ant/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Sriyono, Antara

Komentar

Komentar
()

Top