Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hati-hati! Ini Bahaya Terlalu Sering Duduk yang Harus Diwaspadai

Foto : Istimewa

Ilustrasi

A   A   A   Pengaturan Font

Tak sedikit orang yang menghabiskan waktunya dengan duduk terlalu lama dalam sehari, baik itu bekerja maupun melakukan hal lainnya. Nyatanya, kebiasaan duduk terlalu lama dapat memicu gangguan kesehatan yang wajib diwaspadai.

Selain membuat otot dan sendi lemah dan kaku karena kurang aktif bergerak, duduk terlalu lama juga dapat memperlambat metabolisme tubuh. Seiring berjalannya waktu, jika kebiasaan tersebut terus dilakukan bisa meningkatkan risiko terserang penyakit tertentu.

Salah satu penelitian pertama yang menunjukkan hubungan antara penyakit dan duduk dilakukan pada tahun 1950-an, ketika para peneliti menemukan bahwa pengemudi bus tingkat dua, dua kali lebih mungkin terkena serangan jantung daripada rekan kondektur mereka. Sejak saat itu, puluhan penelitian telah menemukan hubungan antara duduk dan berbagai penyakit, dengan analisis penelitian pada tahun 2013 yang menyimpulkan bahwa jumlah total waktu duduk harian yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko yang lebih besar dari semua penyebab kematian.

Seorang profesor aktivitas fisik dan kesehatan di Universitas Swansea, Inggris, Kelly Mackintosh mengungkapkan masalah yang bisa disebabkan akibat terlalu sering duduk dibagi menjadi dua kategori besar, masalah postural dan kardio metabolik.

"Anda mungkin sangat aktif, tapi itu tidak sepenuhnya melindungi Anda dari kurang gerak," kata Mackintosh, dikutip dari The Guardian, Selasa (16/5).

"Saya bisa berlari selama satu jam dengan anjing setiap pagi dan memenuhi pedoman pemerintah untuk aktivitas fisik, tetapi kemudian duduk atau melakukan aktivitas menetap selama sisa hari itu berarti saya akan digolongkan sebagai tidak banyak bergerak," lanjutnya.

Dalam hal masalah postural dan nyeri, duduk dalam waktu lama dapat menyebabkan otot dan tendon menjadi kaku, menyebabkan sindrom nyeri patellofemoral, yaitu kondisi ketika tulang rawan di bawah tempurung lutut rusak yang juga dikenal sebagai "lutut pelari", dan juga dapat menyebabkan nyeri punggung bawah.

Satu studi baru-baru ini menemukan hubungan antara duduk lama dan masalah ekstensi pinggul, yang dapat menyebabkan bentuk nyeri muskuloskeletal lainnya. Duduk di tempat kerja jangka panjang juga dikaitkan dengan nyeri leher.

Selain itu, duduk terlalu lama dikatakan membuat tubuh dalam keadaan siaga. Ketika Anda melakukannya cukup lama, metabolisme akan melambat, sirkulasi menyempit dan kemampuan untuk menangani glukosa terganggu. Hal itu secara efektif mematikan beberapa otot terbesar tubuh, dengan hasil yang berkisar dari peningkatan ukuran pinggang hingga risiko diabetes.

Mackintosh menambahkan, untuk dapat mengurangi kekakuan otot atau nyeri punggung sampai batas tertentu, disarankan untuk melakukan peregangan seperti lunge atau squat yang lambat dan terkontrol, atau hanya duduk dalam posisi yang lebih ramah sendi.

Selain itu, untuk mengatasi masalah penyakit metabolik atau postur tubuh akibat terlalu sering duduk adalah menjaga layar sejajar dengan mata dan kaki rata di lantai agar tulang belakang dan pinggul berada dalam posisi yang tidak terlalu menyakitkan. Namun, cara termudah untuk membuat perbedaan yang signifikan adalah bangun setiap 15, 30, atau 60 menit.

"Ada banyak penelitian yang menyelidiki hal ini. Waktu 'break' yang optimal masih harus diidentifikasi, tetapi pada dasarnya, meskipun Anda memiliki volume 'waktu duduk' yang sama secara keseluruhan, tetapi membaginya dengan berdiri, ini jauh lebih baik untuk berbagai aspek kesehatan Anda. Bahkan berdiri sekali setiap 60 menit membantu," tutur Mackintosh.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top