Logo

Follow Koran Jakarta di Sosmed

  • Facebook
  • Twitter X
  • TikTok
  • Instagram
  • YouTube
  • Threads

© Copyright 2025 Koran Jakarta.
All rights reserved.

Sabtu, 08 Mar 2025, 17:15 WIB

Hati-hati, Detak Jantung Tidak Teratur Mungkin Gejala Aritmia

Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Aritmia RS Pondok Indah – Pondok Indah dr. Dony Yugo Hermanto, Sp. J.P, Subsp. Ar. (K), FIHA, dalam diskusi media di Jakarta pada hari Rabu (5/3)

Foto: Dok. RSPI

JAKARTA – Jantung merupakan organ vital karena fungsinya memompa darah ke seluruh tubuh guna mendistribusikan oksigen dan nutrisi. Sistem kelistrikan jantung sangat berperan dalam proses terjadinya denyut jantung. Tanpa adanya listrik di dalam jantung, jantung tidak dapat berdenyut.

Listrik jantung diproduksi oleh suatu generator listrik yang terletak di serambi kanan jantung. Penyebaran listrik ke seluruh jantung difasilitasi oleh sel-sel otot jantung dan sistem kabel dalam jantung yang memastikan penyebaran listrik jantung terjadi secara efektif.

Salah satu terjadi pada jantung salah satunya adalah aritmia suatu kelainan pada irama jantung, yang bisa terjadi terlalu cepat atau terlalu lambat, sehingga iramanya tidak beraturan. Kondisi ini bisa saja tidak disadari, karena jarang menunjukkan gejala yang khas.

 “Gangguan pada irama jantung pada akhirnya dapat berakibat pada henti jantung hingga gangguan pompa jantung secara keseluruhan,” kata Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Subspesialis Aritmia RS Pondok Indah – Pondok Indah dr. Dony Yugo Hermanto, Sp. J.P, Subsp. Ar. (K), FIHA, di Jakarta pada hari Rabu (5/3).

Ia menjelaskan, aritmia merupakan gangguan irama jantung yang meliputi pembentukan listrik dan penjalarannya. Hal tersebut membuat irama jantung dapat menjadi lebih cepat, lebih lambat, maupun degup jantung yang tidak teratur.

Gangguan irama jantung ini kemudian dapat membuat fungsi jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh menjadi tidak efektif. Akibatnya, dapat terjadi beberapa gangguan pada organ jantung, mulai dari henti jantung mendadak (kematian mendadak), pingsan, hingga gangguan fungsi pompa jantung.

Normalnya jantung berdetak secara teratur sebanyak 60-100 kali per menit. Secara umum, aritmia dapat dibedakan menjadi 3 kelompok besar, yakni bradikardia, takikardia, dan ekstra sistol. Bradikardia adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih lambat, yakni kurang dari 60 kali per menit.

“Sebaliknya, Takikardia merupakan kondisi di mana jantung berdetak lebih cepat, yang ditandai dengan denyut jantung lebih dari 100 kali per menit. Ekstra sistol adalah keadaan di mana terdapat denyut jantung ekstra walaupun laju nadi tetap normal,” ujar Dony.

Jenis Aritmia

Aritmia digolongkan ke dalam beberapa jenis yang umum terjadi.

1. Irama jantung letal

Irama jantung letal adalah irama jantung yang mengakibatkan jantung berhenti berdenyut. Bisa denyut jantung terlalu cepat (fibrilasi ventrikel, takikardia ventrikel) atau tidak ada impuls sama sekali yang dapat merangsang jantung untuk berdenyut (asistol)

2. Atrial fibrilasi

Atrial fibrilasi adalah gangguan irama jantung yang ditandai dengan denyut jantung tidak beraturan dan cepat. Kondisi ini disebabkan adanya korslet atau badai listrik di dalam serambi jantung

3. Supraventrikular takikardi

Supraventrikular takikardi adalah kondisi ketika jantung berdetak lebih cepat dari biasanya. Disebabkan adanya sirkuit listrik jantung yang berputar-putar di serambi jantung

4. Bradikardia

Dapat disebabkan oleh generator listrik jantung yang memacu terlalu pelan (sinus node dysfunction) atau adanya gangguan pada "kabel listrik" yang menghubungkan serambi dan bilik jantung

Gejala Aritmia

Tidak semua pasien aritmia merasakan adanya gejala yang khusus. Namun, beberapa orang yang mengalami kelainan irama jantung ini mengeluhkan gejala seperti pingsan, berdebar-debar atau deg-degan karena denyut jantung yang lebih cepat dari biasanya, pusing, kliyengan atau pandangan gelap seperti akan pingsan, cepat lelah, dan sesak napas.

Penyebab Aritmia

Aritmia terjadi karena adanya gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang berfungsi mengatur detak jantung. Beberapa kondisi yang merupakan penyebab aritmia, meliputi penyakit degeneratif/usia, Idiopatik (sesuatu yang tidak dapat dikategorikan penyebabnya), genetik, hipertensi, gangguan struktural jantung, baik pada otot atau koroner, gangguan elektrolit.

Diagnosis Aritmia

Mengingat gejala aritmia tidak spesifik, pemeriksaan oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah sangat penting dalam menegakkan diagnosis kondisi ini. Untuk menegakkan diagnosis aritmia, dokter akan menanyakan gejala yang muncul, riwayat konsumsi obat-obatan maupun suplemen, pola hidup, serta riwayat kesehatan pasien maupun keluarganya.

Screening aritmia yang paling mudah dan dapat dilakukan di rumah adalah dengan meraba nadi sendiri. Cara melakukan perabaan nadi sendiri dapat dengan mudah ditemukan di kanal informasi daring. Hal sederhana lainnya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan smart watch.

Smart watch terbaru dapat mendeteksi adanya aritmia pada penggunanya dan memberikan notifikasi untuk melakukan perekaman listrik jantung. Alat pengukur saturasi oksigen juga dapat berperan penting dalam melihat laju nadi.

Dokter dapat melakukan pemeriksaan fisik jantung, terutama mendengarkan detak jantung pasien menggunakan stetoskop. Baru kemudian dokter melakukan beberapa pemeriksaan berikut untuk menilai irama jantung pasien.

Elektrokardiogram (EKG), untuk merekam aktivitas listrik jantung dalam 1 waktu. Holter monitoring, untuk merekam aktivitas listrik jantung pasien selama seharian, termasuk saat beraktivitas.

Stress test atau treadmill test, untuk mengukur aktivitas jantung saat pasien melakukan latihan fisik, yang salah satunya akan dilakukan dengan meminta pasien berjalan di atas treadmill. Studi listrik jantung (electrophysiological study), adalah metode invasif yang dapat dengan pasti menentukan tipe gangguan irama yang terjadi.

Penanganan Aritmia

Pada dasarnya, metode pengobatan aritmia tergantung pada jenis gangguan irama jantung yang dialami, apakah terlalu cepat atau terlalu lambat. Selain itu, penanganan yang akan diberikan oleh dokter juga disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi medis pasien. Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan aritmia jantung yang dapat dilakukan.

Dengan obat-obatan, termasuk peresepan obat antiaritmia dan obat pengencer darah untuk menurunkan risiko terjadinya penggumpalan darah. Ablasi jantung, bertujuan menghancurkan sebagian kecil jaringan di jantung yang menyebabkan gangguan impuls listrik, sehingga irama jantung menjadi normal kembali

Meode lainnya aadalah kardioversi atau syok jantung, bisa saja dilakukan untuk ‘menyetel ulang’ irama jantung, sehingga kembali normal. Pemasangan pacemaker atau alat pacu jantung, yang bertujuan untuk menjaga denyut jantung normal dengan irama yang tetap teratur

Komplikasi Aritmia

Tidak semua aritmia merupakan kondisi yang berbahaya, ada yang tidak berbahaya tanpa perlu penanganan medis oleh dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Namun, ada juga kasus aritmia yang berpotensi membahayakan nyawa penderitanya. Semua ini tergantung dari jenis aritmia dan keparahannya, kondisi kesehatan masing-masing pasien, serta kecepatan penanganan yang diberikan.

Berikut ini adalah beberapa komplikasi aritmia yang mungkin terjadi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, seperti kematian mendadak, penurunan fungsi pompa jantung, dan juga stroke.

“Untuk itu, Anda sebaiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis jantung dan pembuluh darah ketika mengalami beberapa keluhan yang menyerupai gejala aritmia, terutama bagi Anda berisiko tinggi mengalami kelainan irama jantung ini. Sebab, semakin cepat terdeteksi, dokter dapat memberikan penanganan yang sesuai dan memberikan arahan untuk mencegah kondisi jadi lebih parah.

Selain pemeriksaan yang holistik dari dokter spesialis jantung dan pembuluh darah, RS Pondok Indah juga menyediakan pelayanan medis dengan didukung fasilitas medis terkini. Ablasi jantung dapat dilakukan di RS Pondok Indah bagi pasien yang memerlukannya, tentunya dengan teknologi medis terdepan.

Berapa Detak Jantung Penderita Aritmia? Detak jantung penderita aritmia dapat bervariasi tergantung jenisnya, jantung bisa berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, ataupun tidak beraturan. Dikatakan takikardia jika memiliki detak jantung lebih dari 100 denyut per menit (dpm), sementara pada bradikardia detak jantung kurang dari 60 dpm.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Aritmia Kambuh?

Jika aritmia kambuh dan disertai gejala, seperti nyeri dada, sesak napas, dan jantung berdebar, segera hubungi tenaga medis atau kunjungi IGD rumah sakit terdekat. Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah akan melakukan pemeriksaan seperti elektrokardiogram (EKG) untuk menentukan penyebab dan memberikan penanganan yang sesuai.

Apakah Kelelahan Menyebabkan Aritmia?

Kelelahan dapat memicu aritmia pada sebagian orang, terutama jika tubuh berada dalam kondisi stres atau kurang tidur. Kelelahan yang berkelanjutan dapat mempengaruhi sistem jantung, memperburuk gangguan irama jantung yang sudah ada, dan meningkatkan risiko aritmia kambuh.

“Apa Pantangan Aritmia? Tidak ada pantangan khusus untuk penderita aritmia, kecuali spesifik tergantung dari kondisi medis pasien,” terang Dody.

Apakah penderita aritmia boleh berolahraga? Penderita aritmia boleh berolahraga, tetapi harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah terkait tipe olahraga dan intensitas yang dianggap aman.

Penulis: Haryo Brono

Tag Terkait:

Bagikan:

Portrait mode Better experience in portrait mode.