Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Hasto Wardoyo: Bandar Lampung Bisa Jadi Contoh Penurunan "Stunting"

Foto : bkkbn.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung bisa menjadi salah satu daerah yang patut dicontoh karena bisa menurunkan angka stunting.

"Kota Bandar Lampung bisa jadi contoh dalam penanganan stunting, karena penurunannya cukup lumayan dari 19,4 persen ke 11,1 persen," kata Hasto Wardoyo saat memberikan pengarahan dan penguatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting, di Bandar Lampung, Senin (6/2).

Ia mengatakan bahwa salah satu yang patut dicontoh dari Kota Bandar Lampung yakni 57 persen masyarakatnya telah melaksanakan Program Keluarga Berencana (KB).

"Program KB-nya di Bandar Lampung ini bagus. Saya cek lebih dari 57 persen masyarakatnya sudah KB, sehingga jarak anaknya menjadi bagus," ujar Hasto Wardoyo.

Kemudian, lanjut dia, sumber makanan bergizi juga di kota ini tersedia, seperti ikan, telur, dan lainnya. Begitu pula dengan hasil pertanian di daerah ini juga tercukupi.

"Kesadaran masyarakatnya juga bagus, sehingga penurunan stunting di kota ini juga menjadi prestasi tersendiri," kata Hasto.

Berdasarkan rilis hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kota Bandar Lampung berhasil menurunkan angka prevalensi stunting dari 19,4 persen di tahun 2021 menjadi 11,1 persen.

Sebelumnya pada Juli lalu, BKKBN telah menyatakan rasa optimismenya bahwa angka prevalensi stunting di Kota Bandar Lampung akan turun dan memenuhi target 14 persen pada tahun 2024 mendatang.

Saat itu Hasto menuturkan bahwa Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi dengan angka prevalensi stunting rendah dan sudah berada di bawah standar yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yakni di bawah 20 persen.

Sedangkan Pemkot Bandarlampung saat ini pun amat optimis akan mencapai target prevalensi di bawah 10 persen pada tahun 2024. Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top