Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Hasto Ungkap "Stunting" Berbeda dengan Pendek

Foto : bkkbn.go.id
A   A   A   Pengaturan Font

"Setiap anak itu punya bakat untuk memiliki tubuh yang tinggi dan bakat menjadi cerdas. Tapi karena terkena stunting akibat dari salah pola asuh dalam keluarga, jadi tidak tinggi dan kurang cerdas. Kami berharap stunting bisa dicegah agar bakat pada anak itu bisa kita lindungi," ungkap dia.

Dalam kesempatan itu Hasto mengingatkan jika 1.000 HPK menjadi waktu emas yang sangat penting, guna mencegah anak terkena stunting. Sebab pada masa itu, setiap sel dalam otak anak mengalami pertumbuhan yang luar biasa, sehingga baik asupan gizi, pola asuh dan lingkungan yang bersih harus dimaksimalkan oleh keluarga sebelum ubun-ubun tertutup.

"Kita sebenarnya dalam penurunan stunting memiliki tugas yang mulia sekaligus tantangan yang berat, karena targetnya harus menurunkan angka stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024," ujar dia.

Hasto turut menekankan bahwa mencegah terjadinya stunting, jauh lebih baik daripada mengatasi kasus stunting yang sudah ada. Ia mengatakan mencegah kelahiran bayi stunting sudah dapat dimulai sejak pasangan merencanakan kehamilan, salah satu caranya adalah dengan memeriksakan kondisi kesehatan sebelum menikah dan sebelum hamil.

BKKBN pun saat ini sedang menggencarkan pelaksanaan audit kasus stunting, kampanye pencegahan stunting, pemberian pendampingan bersama TPK, meresmikan kebijakan pemeriksaan kesehatan tiga bulan sebelum menikah bersama Kemenag hingga pendirian Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat).
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top