Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Hasto Minta Kelor Dideklarasikan sebagai Pangan Nasional

Foto : Perwakilan BKKBN rovinsi Lampung/Facebook
A   A   A   Pengaturan Font

"Kalau khusus ibu hamil dan sebagainya (bayi dan balita), itu memang membutuhkan zat khusus yang tidak ada di ginseng, kopi, atau teh. Jadi memang harus mengandung protein," tutur dia.

Oleh karenanya jika ingin membawa kelor ke ranah yang lebih luas lagi, Hasto menyarankan agar penelitian dilakukan secara lebih teliti dan mengikuti arahan dan protokol para ahli gizi. Sebab, kelor merupakan jenis tumbuhan yang mempunyai keunikannya sendiri.

"Ini perlu dipelajari dengan lebih detail karena untuk mengolah kelor yang sudah ada dan juga sudah diteliti para ahli itu hanya diambil daunnya, jadi tidak boleh terikut gagangnya. Karena itu bisa mengurangi atau menetralisir khasiatnya semacam ada antidotum," ungkap dia.

Penelitian juga harus mengukur takaran yang sesuai dengan usia masyarakat untuk dikonsumsi. Sebab, ibu hamil mempunyai takaran asupan gizinya sendiri. Termasuk apakah khasiat kelor bisa menggantikan protein hewani.

Hasto menyatakan BKKBN beserta jajaran juga sedang melakukan hal yang sama, yakni mengkampanyekan manfaat pangan lokal untuk memerangistunting. Dimana tidak hanya kelor, BKKBN juga menggalakkan pentingnya asupan protein hewani dari telur, ikan dan beras terfortifikasi. Ant/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top