Hasil Asesmen Nasional Jadi Acuan untuk Mempercepat Perbaikan Mutu Pendidikan
Nadiem Makarim
Foto: ISTIMEWASeyogianya, AN terlaksana pada Maret 2021 ini. Namun, dengan adanya pandemi Covid-19 sejak 2020 tahun lalu, pembelajaran di sekolah tidak seoptimal biasanya. Tidak sedikit pihak menilai bahwa AN pada bulan Maret 2021 bukan waktu yang tepat.
Untuk mengupas terkait AN, Koran Jakarta mewawancarai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim. Berikut petikan wawancaranya.
Apakah AN ini jadi dilaksanakan pada 2021?
AN mulanya digelar pada Maret 2021. Tapi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memutuskan untuk menunda pelaksanaan AN dengan target jadwal baru, yaitu September dan Oktober 2021.
Apa dasar penundaan pelaksanaan AN?
Ini tak lepas dari pengaruh pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Terlebih, kasus positif Covid-19 di Indonesia yang belum menunjukkan penurunan. Jadi, kita perlu melakukan antisipasi pandemi yang relatif meningkat.
Dengan adanya penundaan ini, apa langkah Kemendikbud agar AN ini siap digelar September nanti?
Penundaan dilakukan untuk kembali melihat kesiapan sekolah dalam menggelar AN. Apakah sekolah memiliki sarana dan prasarana, hingga protokol kesehatan yang memadai. Kesiapan logistik dan infrastruktur itu harus optimal untuk memastikan protokol kesehatan terjaga dan keamanan siswa terjadi.
Pembahasan terkait AN itu akan dimulai kembali pada Maret hingga April 2021. Kami akan kembali melaksanakan rapat koordinasi, sosialisasi, dan pelaksanaan teknis persiapan AN.
Sementara, pada April hingga Agustus 2021 akan dilakukan simulasi Asesmen Nasional di satuan pendidikan. Dengan begitu, pada September dan Oktober, AN siap untuk diselenggarakan.
Ada beberapa pihak yang menilai AN belum tepat dilaksanakan pada masa pandemi. Bagaimana tanggapan Anda?
Saya pastikan AN tetap akan dilaksanakan pada tahun ini. AN menjadi salah satu alat untuk melihat perkembangan dunia pendidikan satu tahun terakhir di tengah pandemi.
Kalau 2021 tidak dilaksanakan, kita tidak punya data point baseline. Artinya, kita tidak akan bisa mengetahui mana sekolah dan daerah yang paling tertinggal. Kalau kita tidak bisa mengetahui sekolah mana yang paling tertinggal, kita tidak bisa membuat strategi penganggaran dan bantuan untuk sekolah yang membutuhkan bantuan kita.
Bisa Anda jelaskan perbedaan AN dengan ujian nasional?
AN tidak hanya dirancang sebagai pengganti Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Berstandar Nasional, tetapi juga sebagai penanda perubahan paradigma tentang evaluasi pendidikan. Asesmen Nasional tidak lagi mengevaluasi capaian peserta didik secara individu, akan tetapi mengevaluasi dan memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil. Potret layanan dan kinerja setiap sekolah dari hasil Asesmen Nasional ini kemudian menjadi cermin untuk kita bersama-sama melakukan refleksi mempercepat perbaikan mutu pendidikan Indonesia.
Apakah ada saran bagi sekolah, murid, maupun orang tua terkait AN ini?
Sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan persiapan-persiapan khusus.n m ma'rup/P-4
Redaktur: Khairil Huda
Penulis:
Tag Terkait:
Berita Trending
- 1 Gara-gara Perkawinan Sedarah, Monyet Salju Jepang di Australia akan Dimusnahkan
- 2 Ini yang Dilakukan Pemkot Jaksel untuk Jaga Stabilitas Harga Bahan Pokok Jelang Natal
- 3 Prabowo Dinilai Tetap Komitmen Lanjutkan Pembangunan IKN
- 4 Kemendagri Minta Pemkab Bangka dan Pemkot Pangkalpinang Siapkan Anggaran Pilkada Ulang Lewat APBD
- 5 Natal Membangun Persaudaraan