Hari AIDS Sedunia Momen Gencarkan Skrining TB pada Populasi Kunci
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono di Jakarta, Jumat (29/11/2024).
Foto: ANTARA/Mecca YumnaJAKARTA - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengatakan Hari HIV/AIDS Sedunia adalah pengingat penting untuk sejumlah hal terkait penanganan, salah satunya pemeriksaan rutin untuk mengetahui penyakit-penyakit lain yang menyertai, seperti tuberkulosis (TB).
"Penyakit-penyakit lain yang menyertai yang terbanyak misalnya tuberkulosis. Tuberkulosis pada pasien HIV ini adalah salah satu yang membuat pasien HIV bisa meninggal," kata Dante ketika ditemui di Jakarta, Jumat (29/11).
Dikutip dari situs resmi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat, TB menjadi penyakit yang mematikan bagi orang dengan HIV (ODHIV) karena HIV melemahkan sistem imun seseorang. Kemudian, sistem imun yang lemah dapat membuat bakteri TB, yakni Mycobacterium tuberculosis, yang semula tidak aktif menjadi aktif.
Dia berharap dengan adanya pemeriksaan rutin TB pada pasien-pasien HIV ini, katanya, maka lebih cepat diidentifikasi untuk penanganan.
Adapun pesan Hari HIV/AIDS Sedunia, yakni "Take the Rights Path" atau “Hak Setara untuk Semua, Bersama Kita Bisa”, mengingatkan pemerintah bahwa pemeriksaan pada populasi kunci menjadi penting.
"Kemudian yang kedua adalah kita masih mempunyai cakupan angka viral load yang diperiksanya masih rendah. Jadi, pada mereka yang sudah diobati seharusnya melakukan pemeriksaan secara berkala," dia menambahkan.
Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Ina Agustina Isturini mengatakan bahwa menurut data Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA), sampai September 2024, baru 71 persen orang dengan HIV (ODHIV) mengetahui status HIV dirinya, 64 persen ODHIV ikut terapi antiretroviral (ARV), dan baru 48 persen ODHIV yang ikut terapi tersebut dites viral load dan virusnya tersupresi.
Ina menyebutkan, untuk mencapai target Three Zero HIV/AIDS pada 2030, harus ada 95 persen ODHIV terdiagnosa, 95 persen ODHIV mengikuti pengobatan, dan 95 persen ODHIV yang mengikuti pengobatan virusnya tersupresi.
Adapun Three Zero HIV/AIDS meliputi tiga hal, yakni tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian karena HIV/AIDS, dan tidak ada lagi diskriminasi terhadap ODHIV.
Berita Trending
- 1 Siswa SMK Hanyut di Air Terjun Lahat, Tim SAR Lakukan Pencarian
- 2 Diduga Ada Kecurangan, Bawaslu Sumsel Rekomendasikan Pemungutan Suara Ulang di Empat TPS
- 3 Pemerintah Jangan Malu Membatalkan Kenaikan PPN
- 4 Calon Wakil Wali Kota Armuji Sebut Warga Surabaya Cerdas Gunakan Hak Pilih
- 5 Cuaca Hari Ini, Wilayah Indonesia Umumnya Diguyur Hujan
Berita Terkini
- Berpengaruh di Industri Perbankan, Royke Tumilaar Raih CEO of The Year 2024
- Tips Memilih Bimbingan Belajar UTBK untuk Raih Kampus Impian
- Polisi Selidiki Kasus Bullying Siswi SMP di Kota Serang
- Jadwal Liga Inggris: Chelsea Vs Aston Villa hingga Liverpool Vs City
- Timses Pram-Doel Apresiasi Profesionalitas TNI-Polri Pilkada Jakarta