Harga Sembako Mulai Stabil

Dua hari belakangan ini, persediaan ikan dalam jumlah terbatas karena hanya beberapa nelayan saja yang nekad melaut meski ombak besar.

BOGOR - Harga kebutuhan pokok di wilayah Kota Bogor sudah mulai relatif stabil. Di awal Ramadan, harga daging ayam dan telur sempat melampung tinggi, harga telur yang biasanya 23 ribu rupiah hingga R24 ribu rupiah, melonjak menjadi 27 ribu rupiah sampai 28 ribu rupiah per kg, tetapi kini kini mulai stabil

"Hari ini cenderung normal. Ini akan kembali terjadi menjelang Idul Fitri karena permintaan ikut meninggi," kata Direktur PD Pasar Pakuan Jaya, Andri Latif Asyiki, di Bogor, Rabu (23/5)

Andri menjelaskan, penyebab kenaikan karena tingginya permintaan dipasaran. Hal ini terjadi karena banyak masyarakat yang memproduksi kue lebaran lebih awal, sehingga permintaan melonjak tajam di awal Ramadan.

Begitu pula dengan harga ayam, yang tadinya 32 ribu rupiah sampai 34 ribu rupiah sebelum Ramadan, merangkak naik hingga mencapai 42 ribu rupiah per kilogram. Penyebab kenaikan dikarenakan pasokan dari produsen berkurang. Untuk komoditi lainnya seperti beras, normal diharga 12 ribu rupiah per kilogram, minyak goreng curah 12 ribu rupiah per kilogram, , gula pasir 12 ribu rupiah per kg, daging sapi segar 120 ribu rupiah per kilogram."Hari ini yang baru ada kenaikan cabai rawit merah, dari 32 ribu rupiah per kg jadi 35 ribu rupiah per kilogram," katanya.

Sedangkan terkait dengan pasokan daging di DKI Jakarta, Direktur Utama Perusahaan Daerah (PD) Dharma Jaya yang baru diangkat, Johan Romadhon diminta amankan pasokan dan stabilkan harga di daging jelang Hari Raya Idul Fitri.

"Pasokan harus diamankan. Distribusinya pun harus lancar. Jalankan prinsip keterbukaan dan berkeadilan. Dengan begitu, bisa memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat," kata Wakil Gubernu DKI Jakarta Sandiaga S Uno, Jakarta Pusat.

Ia meyakini Johan sudah sangat familier dengan usaha pangan, terutama dari segi pengadaan sumber pangan. "Tentu saja DKI Jakarta memiliki tantangan yang berbeda, khususnya berkaitan dengan pangan. Namun, saya yakin Pak Johan bisa membawa PD Dharma Jaya menjadi lebih baik lagi," tutur Sandiaga.

Persedian Ikan

Sementara itu, persediaan ikan di sejumlah tempat pelelangan di Kabupaten Tangerang, Banten, menipis, karena sejak beberapa hari terakhir ini angin barat berhembus kencang menyebabkan para nelayan setempat berhenti sementara untuk melaut.

"Berdampak pada kenaikan harga ikan berbagai jenis," kata pengurus Unit Pelaksana Teknis (UPT) Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Cituis, Desa Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji, Ade Hermana di Tangerang.

Ade mengatakan sejak dua hari belakangan ini, persediaan ikan dalam jumlah terbatas karena hanya beberapa nelayan saja yang nekad melaut meski ombak besar.

Menurut dia, pada hari biasa di TPI Cituis bahwa ikan yang dapat dilelang mencapai 1,2 ton, namun sejak dua hari terakhir hanya tersedia 1,5 kwintal hingga 2,1 kwintal. Dia menambahkan akibat angin kencang itu menyebabkan harga ikan berbagai jenis menjadi naik hingga 20 persen.

Sebagai contoh harga cumi semula 60.000 rupiah hingga 68.000 rupiah per kg menjadi 76.000 rupiah hingga 81.000 rupiah per kilogram, sedangkan udang kecil dari 70.000 rupiah menjadi 85.000 rupiah, udang besar 110.000 rupiah menjadi 130.000 rupiah per kilogram.

Bahkan petugas di pelelangan ikan itu kesulitan untuk memenuhi permintaan pelanggan termasuk pemilik restoran di Tangerang dan Jakarta.

Sementara itu, pedagang di TPI Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Turmadi mengatakan kenaikan harga ikan karena diborong ke tengkulak untuk dibawa ke sejumlah pasar di Tangerang dan Jakarta. Sedangkan kenaikan harga ikan serupa juga terjadi di TPI Kronjo dan TPI Surya Bahari, Kecamatan Pakuhaji.

Ant/P-5