Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Harga Minyak Sedikit Menguat di Asia

Foto : ANTARA/Shutterstoc

Ilustrasi - Harga minyak naik, dengan peta dunia di latar belakang.

A   A   A   Pengaturan Font

Harga minyak sedikit menguat di Asia, ekonomi Tiongkok tumbuh lebih kuat dari perkiraan.

Singapura - Harga minyak sedikit menguat di perdagangan Asia pada Selasa sore, setelah jatuh dua persen di sesi sebelumnya, karena data ekonomi yang lebih kuat dari importir minyak mentah terbesar dunia Tiongkok mendukung prospek permintaan.

Minyak mentah berjangka Brent terangkat 34 sen menjadi diperdagangkan di 85,10 dolar AS per barel pada pukul 06.18 GMT, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 29 sen menjadi diperdagangkan di 81,12 dolar AS per barel.

Ekonomi Tiongkok tumbuh lebih cepat dari perkiraan pada kuartal pertama, data resmi menunjukkan, tumbuh 4,5 persen tahun-ke-tahun karena pembuat kebijakan bergerak untuk meningkatkan pertumbuhan setelah berakhirnya pembatasan ketat COVID-19 pada Desember.

"Pemulihan ekonomi Tiongkok yang luar biasa telah mendukung reboundharga minyak baru-baru ini," kata analis CMC Markets, Leon Li.

Selain itu, Mei adalah periode puncak perjalanan musiman di Tiongkok dan permintaan bahan bakar diperkirakan akan mencatat peningkatan yang sangat besar dari tahun ke tahun, katanya.

Throughputatau tingkat pengolahan kilang-kilang Cina melonjak ke level rekor pada Maret, menandakan permintaan yang kuat untuk bahan bakar, karena kilang-kilang meningkatkan operasi untuk menangkap permintaan ekspor yang kuat dan membangun persediaan menjelang pemeliharaan yang direncanakan.

Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa Tiongkok akan menyumbang sebagian besar pertumbuhan permintaan minyak mentah 2023.

Namun, agensi tersebut juga telah memperingatkan bahwa pengurangan produksi yang diumumkan oleh produsen OPEC+ berisiko memperburuk defisit pasokan yang diharapkan pada paruh kedua tahun ini dan dapat merugikan konsumen serta menghambat pemulihan ekonomi global.

Harga minyak juga tetap di bawah tekanan karena dolar yang lebih kuat dan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah, kata analis bank National Australia dalam catatan klien.

Dolar AS telah menguat bersamaan dengan kenaikan suku bunga, dan para pedagang bertaruh Federal Reserve AS akan kembali menaikkan suku bunga pinjamannya pada Mei, yang dapat mengurangi harapan pemulihan ekonomi.

Dolar yang lebih kuat membuat harga-harga komoditas dalamgreenbacklebih mahal bagi pembeli yang memegang mata uang lain.

Produksi minyak mentah dan gas alam AS di tujuh cekungan serpih terbesar di negara itu diperkirakan akan meningkat pada Mei ke tingkat rekor, data dari Badan Informasi Energi menunjukkan pada Senin (17/4/2023), menandakan beberapa peningkatan pasokan.

Data stok minyak mentah AS akan dirilis pada Selasa dan Rabu (19/4), dengan jajak pendapat awal Reuters menunjukkan pada Senin (17/4) bahwa persediaan minyak mentah AS kemungkinan turun sekitar 2,5 juta barel minggu lalu.

"Pasar minyak akan segera menghadapi kekhawatiran resesi tetapi untuk saat ini akan menjadi perdagangan yang berombak," kata analis pasar senior OANDA Edward Moya dalam catatan klien.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top