Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Minyak Naik Karena Inflasi AS Menurun dan Permintaan Musim Panas yang Kuat

Foto : ANTARA/HO-Humas Kementerian ESDM

Ilustrasi - Anjungan lepas pantai hulu minyak dan gas bumi.

A   A   A   Pengaturan Font

SINGAPURA - Harga minyak naik pada jam-jam awal perdagangan Asia pada hari Jumat (12/7) karena tanda-tanda permintaan musim panas yang kuat dan meredanya tekanan inflasi di pasar minyak terbesar dunia, Amerika Serikat, meningkatkan kepercayaan investor.

Harga minyak mentah Brent naik 37 sen, atau 0,4 persen, menjadi $85,77 per barel pada pukul 00.31 GMT (pukul 07.31 WIB). Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 50 sen, atau 0,6 persen, menjadi $83,12 per barel.

Kedua kontrak naik dalam dua sesi sebelumnya, tetapi harga minyak mentah Brent diperkirakan turun sekitar 1 persen minggu ke minggu setelah empat minggu berturut-turut naik. Harga minyak mentah WTI hampir tidak berubah dalam basis minggu.

Permintaan bensin AS mencapai 9,4 juta barel per hari (bph) pada minggu yang berakhir pada 5 Juli, tertinggi untuk minggu yang mencakup hari libur Hari Kemerdekaan sejak 2019, data pemerintah menunjukkan pada hari Rabu. Permintaan bahan bakar jet berdasarkan rata-rata empat minggu berada pada titik terkuatnya sejak Januari 2020, menurut data tersebut.

Permintaan bahan bakar yang kuat mendorong kilang-kilang minyak AS untuk meningkatkan aktivitas dan memanfaatkan persediaan minyak mentah, sehingga mendukung harga. Data pemerintah menunjukkan, masukan bersih minyak mentah kilang-kilang minyak di Pantai Teluk AS naik minggu lalu menjadi lebih dari 9,4 juta barel per hari untuk pertama kalinya sejak Januari 2019.

Kontrak berjangka WTI bulan depan mencatat premi paling curam terhadap kontrak bulan berikutnya sejak April, sebuah sinyal ketatnya pasokan jangka pendek.

Data pemerintah AS pada hari Kamis menunjukkan penurunan tak terduga dalam harga konsumen pada bulan Juni, memicu harapan bahwa Federal Reserve akan segera memangkas suku bunga.

Prospek pelonggaran kebijakan moneter telah membantu meningkatkan sentimen di seluruh sektor komoditas, tulis analis ANZ Daniel Hynes dalam sebuah catatan. Dollar AS yang lebih lemah juga telah meningkatkan minat investor, tambahnya.

Indeks dollar AS merosot lebih rendah untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Jumat, karena pelaku pasar menaikkan taruhan mereka untuk penurunan suku bunga AS pada bulan September.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top