Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Minyak Mentah Melonjak Akibat Konflik Russia-Ukraina

Foto : ANTARA/ REUTERS/ Christian Hartmannaa.

Matahari tenggelam dibelakang pompa sumur minyak di luar kota Saint-Fiacre, dekat Paris, Prancis.

A   A   A   Pengaturan Font

Melbourne - Harga minyak melonjak lebih dari dua dollar AS ke level tertinggi baru tujuh tahun di perdagangan Asia, Selasa (22/2) pagi, setelah Moskow memerintahkan pasukan ke dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur, meningkatkan krisis yang para pemimpin barat telah diperingatkan dapat memicu perang.

Pejabat AS dan Eropa mengutuk tindakan tersebut, tetapi seorang pejabat pemerintahan Biden mengatakan tindakan militer Rusia belum merupakan invasi yang akan memicu paket sanksi yang lebih luas.

Harga minyak mentah berjangka Brent bertambah 2,10 dollar AS atau 2,2 persen, menjadi diperdagangkan di 97,49 dollar AS per barel pada pukul 01.32 GMT, menambah kenaikan 2,0 persen pada Senin (21/2). Pada Selasa pagi, Brent mencapai 97,66 dollar AS per barel, tertinggi sejak September 2014.

Harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melonjak 3,25 dollar AS atau 3,6 persen, menjadi diperdagangkan di 94,32 dollar AS per barel versus penyelesaian Jumat (18/2). Pasar AS ditutup pada Senin (21/2) untuk hari libur umum.

Menanggapi gerakan pasukan Russia setelah Moskow mengakui dua wilayah yang memisahkan diri sebagai negara merdeka, Presiden Ukraina Volodymir Zelensky menuduh Russia melanggar wilayah kedaulatan Ukraina, dalam pidatonya kepada negara itu Selasa pagi.

Dia mengatakan negaranya menginginkan solusi diplomatik untuk krisis tetapi siap untuk terus melakukan sesuatu sampai selesai.

Analis mengatakan pertanyaan besar yang menggantung di pasar minyak adalah apakah ekspor energi Rusia benar-benar akan terganggu jika Moskow melanjutkan invasi skala penuh ke Ukraina dan pemerintah barat memberlakukan sanksi terhadap lembaga keuangan Russia.

"Ada banyak ketidakpastian," kata Ekonom Senior Westpac Justin Smirk.


Redaktur : Muchamad Ismail
Penulis : Antara

Komentar

Komentar
()

Top