Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harga Minyak Melonjak, Konflik di Timur Tengah Mengguncang Pasar

Foto : CNA/REUTERS/Agustin Marcarian

Arsip - Anjungan minyak terlihat di pengeboran minyak dan gas serpih Vaca Muerta, di provinsi Patagonian Neuquen, Argentina 21 Januari 2019.

A   A   A   Pengaturan Font

BEIJING - Harga minyak melonjak lebih dari 3 dolar AS per barel di awal perdagangan Asia pada Senin (9/10), karena konflik antara pasukan Israel dan Hamas selama akhir pekan memperdalam ketidakpastian politik di Timur Tengah.

Minyak mentah Brent naik 3,34 dolar AS atau 3,95 persen, menjadi 87,92 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate AS berada di 86,23 dolar AS per barel naik 3,44 dolar AS atau 4,16 persen.

Kelompok Hamas pada Sabtu (7/10) melancarkan serangan militer terbesar terhadap Israel dalam beberapa dekade, menewaskan ratusan warga Israel dan memicu gelombang serangan udara balasan Israel di Gaza yang berlanjut hingga hari Minggu.

Letusan kekerasan mengancam akan menggagalkan upaya AS untuk menengahi pemulihan hubungan antara Arab Saudi dan Israel, di mana negara tersebut akan menormalisasi hubungan dengan Israel dengan imbalan kesepakatan pertahanan antara Washington dan Riyadh.

Normalisasi hubungan Saudi-Israel kemungkinan akan membekukan langkah-langkah menuju perdamaian antara Arab Saudi dan Iran.

"Meningkatnya risiko geopolitik di Timur Tengah akan mendukung harga minyak... volatilitas yang lebih tinggi dapat diperkirakan terjadi," kata analis dari ANZ Bank dalam catatan kliennya.

Serangan tersebut mendapat kecaman dari negara-negara Barat namun secara terbuka dipuji oleh Iran dan Hizbullah, sekutu Iran di Lebanon.

Perhatian pasar beralih pada kemungkinan keterlibatan Iran dalam serangan tersebut, yang telah dituduhkan oleh pihak berwenang Israel.

"Agar konflik ini memiliki dampak yang bertahan lama dan bermakna terhadap pasar minyak, harus ada pengurangan pasokan atau transportasi minyak secara berkelanjutan," kata Vivek Dhar, analis di Commonwealth Bank of Australia, dalam sebuah catatan.

"Jika negara-negara Barat secara resmi menghubungkan intelijen Iran dengan serangan Hamas, maka pasokan dan ekspor minyak Iran akan menghadapi risiko penurunan," kata Dhar.


Redaktur : Lili Lestari
Penulis : CNA

Komentar

Komentar
()

Top