Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Cadangan Pangan I Kaum Milenial Diminta Tangani Koperasi

Harga Beras Empat Bulan Terakhir Stabil

Foto : antaranews
A   A   A   Pengaturan Font

Panen padi diprediksi akan terus terjadi sampai Desember sehingga tak perlu menghadirkan beras dari luar daerah Lebak.

LEBAK - Harga beras berbagai jenis di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Lebak, Banten, empat bulan terakhir stabil karena pasokan dari petani cukup melimpah. "Kami mendatangkan beras dari petani lokal, sehingga tidak terjadi kenaikan harga di pasaran," kata H Baden (65) seorang pedagang beras di Pasar Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Minggu (17/7).
Produksi beras Kabupaten Lebak melimpah sehingga pedagang tidak mendatangkan kebutuhan pangan dari luar daerah. Para kelompok tani memasok beras ke Pasar Rangkasbitung sekitar 30-40 ton/bulan. Karena itu, dia optimistis harga beras di pasaran stabil dan terjangkau. "Kami sendiri menampung beras lokal mencapai lima ton perbulan," katanya.
Menurut dia, harga beras di pasaran saat ini untuk kualitas (KW) I dijual 10.500 rupiah per kg. Untuk KW 2-4 adalah 9.900, 9.330, 8.500. Baden memperkirakan harga beras bisa bertahan hingga akhir tahun karena panen padi terus berlangsung sampai Desember mendatang.
"Kita yakin produksi beras lokal surplus karena petani bisa panen tiga kali sehubungan curah hujan cenderung meningkat," kata H Baden. Pedagang beras lainnya, H Suryana (50), menambahkan selama ini harga relatif stabil, tidak terjadi lonjakan karena pedagang mendatangkan beras lokal dari petani Lebak.
Bahkan, Suryana mengatakan, selama ini omzet penjualan pedagang cenderung menurun karena melimpahnya persediaan beras lokal tersebut. Apalagi, panen padi di wilayah Kabupaten Lebak hampir terjadi setiap bulan.
Sementara itu, Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak, Dedi Setiawan, menuturkan saat ini berdasarkan pantauan di lapangan harga beras berbagai kualitas di Pasar Rangkasbitung, Maja, Cipanas, Muncang, Malingping, dan Warunggunung, cukup stabil karena pasokan beras lokal melimpah.
Menurut dia, para pedagang beras dipasok dari kelompok tani, sehingga tidak mendatangkan beras dari sejumlah daerah di Jabar dan Jateng. "Seluruh beras didatangkan dari petani lokal. Hal ini yang membuat harga di pasaran stabil," katanya.
Peran Koperasi
Sementara itu, Terkait persediaan pangan, Pemerintah Kabupaten Lebak, mendorong koperasi menjadi lokomotif perekonomian sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meminimalisasi kemiskinan. "Kami bekerja keras untuk memberi pembinaan dan pelatihan teknis kepada pengelola koperasi agar kompeten," kata Kepala Bidang Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Lebak, Asep Wahyudin.
Ia mengemukakan bahwa pengelolaan lembaga koperasi di Kabupaten Lebak tentu harus transformatif, adaptif, kreatif, inovatif dan mampu mengoperasikan di era berbasis informasi teknologi serbadigitalisasi. Selain itu, ujar dia, pengelola koperasi perlu memiliki SDM yang kompeten. Dengan begitu,koperasi benar- benar menjadi lokomotif untuk peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Sebab, lanjutnya, usaha yang dikelola koperasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bersama. Selama ini, kata dia, stigma koperasi Lebak masih identik dengan orang tua atau pensiunan, sehingga keberadaannya berjalan di tempat.
Bahkan, Asep mengungkapkan para pengelola koperasi bergerak di bidang usaha simpan pinjam, sehingga kebanyakan untuk konsumsi anggotanya. Maka, pemerintah daerah kini membidik kaum milenial atau generasi muda agar mampu mengelola koperasi secara profesional. Ini guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi mikro maupun makro. Ant/wid/G-1


Redaktur : Aloysius Widiyatmaka
Penulis : Aloysius Widiyatmaka

Komentar

Komentar
()

Top