Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Dampak Kebijakan Tiongkok

Harga Batu Bara Termal Berjangka Turun 13 Persen

Foto : ISTIMEWA

Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok - Mempertahankan pendekatan toleransi nol untuk wilayah dan perusahaan yang belum secara ketat menerapkan persyaratan untuk pasokan batu bara dan stabilitas harga.

A   A   A   Pengaturan Font

HONG KONG - Batu bara termal berjangka yang diperdagangkan di bursa komoditas Zhengzhou, pada Kamis (28/10), turun ke level terendah dalam lebih dari sebulan setelah Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional Tiongkok (NDRC) mengatakan akan mengirim tim inspeksi ke tambang, memicu kekhawatiran akan pembatasan harga.

Menurut data dari Refinitiv, batu bara berjangka termal turun 13 persen menjadi diperdagangkan pada 209 dollar AS, menambah kerugian sebesar 9,5 persen sehari sebelumnya. Pada Rabu, NDRC mengatakan akan mengirim tim inspeksi ke tambang batu bara, lokasi penyimpanan dan titik transit.

"Dan mempertahankan pendekatan toleransi nol untuk wilayah dan perusahaan yang belum secara ketat menerapkan persyaratan untuk pasokan batu bara dan stabilitas harga," ujarnya.

Cegah Pemadaman

Pengumuman itu muncul setelah berminggu-minggu kekurangan dan melonjaknya harga yang membuat negara itu meningkatkan impor untuk mencegah pemadaman listrik. Pekan lalu, NDRC memanggil produsen batu bara dan memperingatkan mereka agar tidak mencari "keuntungan berlebihan".

Sebelumnya diberitakan, krisis energi Tiongkok semakin dalam pada Jumat (15/10) karena musim dingin mulai melanda sebagian besar wilayah, dan pembangkit listrik bergegas untuk menimbun batu bara, mendorong harga ke rekor tertinggi.

Permintaan listrik untuk memanaskan rumah dan kantor diperkirakan akan melonjak minggu ini karena angin dingin yang kuat bergerak turun dari Tiongkok utara. Prakiraan cuaca menyebutkan suhu rata-rata di beberapa wilayah tengah dan timur bisa turun sebanyak 16 derajat Celsius, dalam 2-3 hari ke depan.

Kekurangan batu bara, harga bahan bakar yang tinggi, dan permintaan industri pascapandemi yang meningkat pesat telah memicu kelangkaan listrik yang meluas di negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Penjatahan telah diberlakukan di setidaknya 17 dari lebih dari 30 wilayah daratan Tiongkok sejak September, memaksa beberapa pabrik untuk menangguhkan produksi dan mengganggu rantai pasokan. Harga batu bara termal Zhengzhou Januari teraktif pada Jumat (15/10) pagi mencapai rekor tertinggi 1.669,40 yuan (259,42 dollar AS) per ton. Kontrak telah meningkat lebih dari 200 persen tahun ini.


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top