Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Riset IHME

Harapan Hidup Masyarakat Dunia Alami Penurunan

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Studi terbaru yang dirilis Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME), organisasi penelitian kesehatan global independen, dikemukakan hampir separo dari seluruh negara di dunia akan memiliki harapan hidup yang lebih rendah pada 2040.

Kualitas hidup manusia modern pada umumnya memang cenderung tidak sehat, gaya hidup digital yang dipenuhi dengan kemudahan digadang-gadang menjadi salah satu faktor penyebab menurunnya gaya hidup sehat.

Menurut laporan IHME, studi ini memprediksikan kondisi dan kualitas usia harapan hidup dan penyebab utama kematian pada 2040. Seluruh negara agaknya akan mencatat penambahan usia harapan hidup sedikit lebih lama. Namun, satu skenario lain menemukan bahwa hampir separonya akan dihadapkan pada angka harapan hidup yang lebih rendah.

Bagaimanapun juga para peneliti dalam keterangannya yang diterima Koran Jakarta menegaskan masih ada kesempatan besar untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan dari kondisi kesehatan dengan memperhatikan berbagai faktor risiko utama, seperti pendidikan dan income per kapita. "Masa depan kondisi kesehatan di dunia, tidak sepenuhnya ditentukan oleh takdir, masih banyak kemungkinan-kemungkinan yang masuk akal," kata Dr. Kyle Foreman, Director of Data Science IHME di Universitas Washington, belum lama ini.

Peringkat negara-negara tersebut ditinjau dari usia harapan hidup menyajikan pemahaman baru tentang status kesehatan mereka. Contohnya Indonesia, dengan rerata usia harapan hidup 71,7 tahun pada 2016, menempati peringkat ke-117 dari 195 negara. Dan, jika tren ini mampu dipertahankan, Indonesia akan bisa menempati peringkat ke-100 pada 2040 dengan rerata usia harapan hidup 76,7 tahun, dengan kata lain ada penambahan 5,1 tahun.

Kemudian berdasarkan penelitian ini, usia harapan hidup di Indonesia bisa bertambah hingga 8,4 tahun menurut skenario 'lebih baik' atau sedikitnya 1,8 tahun mengacu pada skenario 'lebih buruk'.

Lalu perbedaan yang kontras terjadi jika dibandingkan dengan AS, yang pada 2016 berada di peringkat ke-43 dengan rata-rata harapan hidup hingga usia 78,7 tahun. Pada 2040, usia harapan hidup diperkirakan akan bertambah 1,1 tahun menjadi 79,8 tahun, namun turun ke peringkat 64. Sedangkan Tiongkok, di sisi lain, mencatat usia harapan hidup 76,3 tahun pada 2016 dan diharapkan akan bertambah menjadi 81,9 tahun, serta naik dari peringkat ke-68 pada 2016 menjadi peringkat ke 39 pada 2040.

Daftar ini juga memperlihatkan Spanyol ada di peringkat pertama di dunia pada 2040 (dengan rerata usia harapan hidup 85,8 tahun), naik dari peringkat ke-4 pada 2016 (dengan rerata usia harapan hidup 82,9 tahun). Jepang, ada di peringkat pertama pada 2016 (dengan rerata usia harapan hidup 83,7 tahun), diperkirakan akan turun ke peringkat ke-2 pada 2040 (dengan rerata usia harapan hidup 85,7 tahun).

"Kesenjangan akan senantiasa tetap besar, di sejumlah negara-negara yang berpengaruh, terlalu banyak warga yang tetap berpendapatan rendah, dan tetap memiliki akses yang buruk terhadap pendidikan, dan meninggal dalam usia muda. Tetapi pemerintahan masing-masing negara dapat mencatat kemajuan yang pesat dengan membantu rakyatnya mengatasi berbagai faktor risiko utama, terutama kebiasaan merokok dan pola makan yang buruk," ungkap Dr. Christopher Murray, Direktur IHME.

Penyakit yang Siap Mengancam

Pada 2016, empat dari 10 penyebab utama kematian muda adalah penyakit tidak menular atau kecelakaan. Sedangkan pada 2040 diproyeksikan penyebab kematian antara lain penyakit jantung iskemik, stroke, penyakit paru kronis obstruktif (COPD), penyakit ginjal kronis, Alzheimer, diabetes, kecelakaan lalu lintas, dan kanker paru-paru.

Yang juga menjadi perhatian adalah adanya data yang menunjukan semakin seriusnya kondisi penyakit tidak menular, para analis juga memaparkan tentang risiko substansial atas kematian yang disebabkan oleh HIV/AIDS.

"Lima penentu utama masalah kesehatan yang paling dapat menjelaskan seperti apa gambaran tentang kematian dini di masa mendatang adalah tekanan darah tinggi, indeks massa tubuh yang tinggi, kadar gula darah yang tinggi, kebiasaan merokok dan mengkonsumsi alkohol. Sedangkan polusi udara ada di urutan keenam," terang Dr. Kyle Foreman.

Para peneliti IHME memperoleh data itu berdasarkan Studi Global Burden of Disease (GBD) yang mengacu pada 250 penyebab kematian di 195 negara dan wilayah. Para peneliti menghasilkan prakiraan atas faktor-faktor penentu independen dari berbagai kondisi kesehatan, termasuk pengukuran sosiodemografi tentang kesuburan, income perkapita, lamanya jenjang pendidikan, serta 79 faktor-faktor kesehatan lainnya, antara lain merokok, indeks massa tubuh yang tinggi, kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi.

"Variasi dari temuan berdasarkan skenario 'lebih baik' dan 'lebih buruk' memungkinkan para pemangku kepentingan untuk menelaah berbagai potensi perubahan untuk meningkatkan sistem kesehatan baik di tingkat lokal, nasional, maupun global. Skenario-skenario ini menawarkan pemahaman baru dan bantuan dalam merumuskan perencanaan kesehatan, khususnya saat terjadi kelambanan, antara investasi awal dan dampak yang dihasilkan, misalnya riset dan pengembangan untuk obat-obatan," pungkas Christopher Murray. ima/R-1

Ajang Apresiasi Dunia Usaha

Gelaran Padmamitra Awards (PA) ketiga sukses digelar. Ajang apresiasi pemerintah kepada dunia usaha yang telah menyelenggarakan program dan kegiatan CSR bidang kesejahteraan sosial ini melibatkan 72 perusahaan di seluruh Indonesia.

Dalam seleksi PA pada 2018, terdapat 7 kategori yang menjadi penilaian tim juri yaitu masalah kemiskinan, ketelantaran, disabilitas, keterpencilan/perbatasan, ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana dan atau korban tindak kekerasan, eksploitasi serta diskriminasi.

"Melalui ajang penghargaan PA 2018 yang diselenggarakan setiap dua tahun ini makin memperluas jangkauan dan sasaran pelayanan sosial yang dilakukan badan usaha, inovasi dengan inisiatif baru yang diperluas, dan mengemas strategi bisnis berbasis sinergitas penerapan etika bisnis dengan etika sosial. Padmamitra bukan sekadar ajang pemberian penghargaan, namun sekaligus menjadi sarana evaluasi, informasi, komunikasi dan kerjasama dalam satuan system kemitraan dalam lingkup kesejahteraan sosial," ujar Pepen Nazaruddin, Direktur Pemberdayaan Sosial Kemensos, di Jakarta belum lama ini.

Sebanyak 21 perusahaan mendapatkan penghargaan PA 2018 dari 48 perusahaan yang mengikuti seleksi presentasi. Sementara jumlah perusahaan yang mendaftar sampai penutupan total 72 perusahaan. Ini terjadi peningkatan bila dibandingkan jumlah perusahaan yang mendaftar pada 2016 yaitu 33 perusahaan.

Ketua Forum CSR Kesejahteraan Sosial, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi menambahkan segala unsur kegiatan dan program CSR yang dilakukan badan usaha bisa memacu badan usaha untuk memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

"PA adalah penghargaan tertinggi yang diberikan negara pada perusahaan atau kalangan dunia usaha yang telah bersumbangsih bagi upaya peningkatan kesejahteraan sosial dan mengurangi dampak permasalahan sosial, melalui program CSR yang dijalankannya. Program yang secara konsisten dilakukan, berdampak signifikan baik secara kualitatif maupun kuantitatif," ujarnya. ima/R-1

Komentar

Komentar
()

Top