Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Harapan Baru Terapi Regeneratif Penyakit Jantung Koroner

Foto : Istimewa

Prof. Dr. dr. Yudi Her Oktaviono, Sp.JP (K) menguraikan risetnya mengenai terobosan dengan pendekatan terapi regeneratif menggunakan sel punca dalam orasi pengukuhan guru besar Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Rabu (27/10).

A   A   A   Pengaturan Font

SURABAYA - Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu jenis penyakit jantung yang paling sering ditemui dengan tingkat mortalitas yang tinggi. Hingga kini, terapi PJK masih menjadi tantangan besar bagi dunia kedokteran. Berbagai penelitian dilakukan sebagai upaya untuk menanggulangi masalah ini, antara lain pengembangan obat-obatan dan tindakan intervensi yang lebih invasifpada pasien.

Dalam orasi acara pengukuhan guru besar Universitas Airlangga (Unair) pada Rabu (27/10), Prof. Dr. dr. Yudi Her Oktaviono, Sp.JP (K) menguraikan risetnya mengenai terobosan dengan pendekatan terapi regeneratif menggunakan sel punca.

Menurut profesor asal Malang tersebut, intervensi koroner perkutan (pemasangan ring jantung/IKP) merupakan pilihan modalitas terapi PJK yang berkembang sangat pesat dalam dua dekade terakhir. IKP terbukti dapat memperbaiki gejala dan juga kualitas hidup pasien PJK.

"Namun, terdapat juga limitasi yang tidak dapat dikesampingkan, yaitu penyumbatan mendadak pasca prosedur (stent thrombosis), penyumbatan kembali (in stent restenosis), dan revaskularisasi inkomplit. Pilihan terapi dengan bedah pintas koroner nyatanya juga memiliki beberapa limitasi berupa keterbatasan pada jejas difus, kemungkinan kegagalan graft, dan didapatkannya kondisi no option treatment (tidak dapat menjalani prosedur tindakan)," jelasspesialis jantung dan pembuluh darah tersebut.

Yudi menjelaskan hasil penelitian menunjukkan timbulnya penyempitan pembuluh darah koroner berkaitan dengan adanya disfungsi sel endotel (dinding pembuluh darah). Jumlah sel punca didapatkan 40 persen lebih rendah pada penderita PJK. Jumlah ini dikorelasikan pula dengan peningkatan derajat keparahan pasien PJK, sehingga sel punca menjadi modalitas terapi baru dalam penatalaksanaan PJK.
Halaman Selanjutnya....


Redaktur : Marcellus Widiarto
Penulis : Selocahyo Basoeki Utomo S

Komentar

Komentar
()

Top