Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis

Hampir 200 Ribu Tentara Rusia Diprediksi Tewas dan Terluka Selama Perang di Ukraina

Foto : ABC/Reuters

Ilustrasi tentara Rusia

A   A   A   Pengaturan Font

Kepala Militer Norwegia Eirik Kristoffersen memperkirakan 180 ribu tentara Rusia tewas atau mengalami luka-luka dalam perang di Ukraina sejak tahun lalu. Sedangkan, 100 ribu personel militer dan 30 ribu warga sipil Ukraina tewas akibat serangan Moskow.

"Kerugian Rusia mulai mendekati sekitar 180 ribu tentara yang tewas atau terluka," kata Kristoffersen dalam sebuah wawancara dengan TV2, dikutip dari AFP, Selasa (24/1).

"Kerugian Ukraina mungkin lebih dari 100 ribu tewas atau terluka. Selain itu, Ukraina memiliki sekitar 30 ribu warga sipil yang tewas dalam perang yang mengerikan ini," tambahnya.

Meski begitu, Kristoffersen tanpa merinci bagaimana jumlahnya dihitung.

Norwegia merupakan negara yang berbatasan dengan Rusia, telah menjadi anggota NATO sejak didirikan pada tahun 1949.

Moskow dan Kyiv belum memberikan laporan kredibel terkait kerugian mereka selama berbulan-bulan.

Pada bulan November, Kepala Staf Gabungan Tentara AS Mark Milley mengatakan tentara Rusia telah menderita lebih dari 100 ribu orang tewas atau terluka, dengan jumlah korban yang "mungkin" serupa di pihak Ukraina. Angka-angka ini tidak dapat diverifikasi secara independen.

"Meski mengalami kerugian besar, Rusia dapat melanjutkan (perang ini) untuk waktu yang cukup lama," ujar Kristoffersen pada Minggu, mengutip mobilisasi Moskow dan kapasitas produksi senjata.

"Yang paling mengkhawatirkan adalah apakah Ukraina akan mampu menjaga angkatan udara Rusia keluar dari perang," lanjutnya, menambahkan bahwa sejauh ini mereka telah mampu bertahan "berkat pertahanan anti-pesawat Ukraina".

Sebagian besar serangan Rusia dalam beberapa bulan terakhir dilakukan oleh rudal jarak jauh. Jenderal Norwegia itu juga menyerukan pengiriman cepat tank tempur ke Ukraina, yang sejauh ini ditahan terutama oleh Jerman.

"Jika mereka akan menyerang di musim dingin, mereka (Ukraina) membutuhkannya dengan cepat," tutur Kristoffersen.

Meskipun ada permintaan mendesak dari Ukraina dan beberapa negara Eropa, Berlin pada Jumat menolak untuk memasok tank Leopard ke Kyiv.

Tank-tank berat ini hadir di jajaran beberapa negara Eropa lainnya, termasuk Norwegia, tetapi pengiriman mereka ke Ukraina secara teori tunduk pada lampu hijau Jerman.


Editor : Fiter Bagus
Penulis : Rivaldi Dani Rahmadi

Komentar

Komentar
()

Top