Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Pendidikan Tinggi | 11 PTN-BH Siapkan Langkah Strategis

Hadapi Perguruan Tinggi Asing, Reputasi PTN-BH Harus Ditingkatkan

Foto : ISTIMEWA

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidik­an Tinggi (Menristekdikti), Mo­hamad Nasir.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Reputasi Perguruan Tinggi Negeri-Berbadan Hukum (PTN-BH) harus ditingkatkan agar mampu bersaing di kelas dunia. Ini perlu dilakukan guna menyambut akan beroperasinya sejumlah Perguruan Tinggi Asing (PTA) kelas dunia di Indonesia dalam waktu dekat.

Pendidikan tinggi Indonesia tidak lama lagi akan memasuki era persaingan global. Perguruan-perguruan tinggi di Indonesia dituntut agar bisa bersaing dengan PTA yang akan masuk ke Indonesia.

Tantangan ini menjadi perhatian seluruh perguruan tinggi di Indonesia termasuk PTN-BH di Indonesia untuk terus meningkatkan kualitasnya.

Untuk itu, PTN-BH harus bersinergi dan meningkatkan reputasinya agar mampu bersaing di kelas dunia. "Maka dari itu, berbagai regulasi harus kita perbaiki," kata Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir, di Jakarta, Rabu (4/3).

Adapun regulasi dimaksud Nasir yakni terkait dengan urusan akademik maupun non-akademik. Regulasi akademik seperti usulan program studi baru tidak lagi terikat nomenklatur. Hal ini dimaksudkan untuk merespons Revolusi Industri 4.0.

Kemenristekdikti juga telah melakukan perbaikan regulasi dalam hal pengajuan guru besar, tunjangan profesi dosen dan profesor, sistem pembelajaran daring dan berbagai kebijakan lainnya. Sementara non-akademik meliputi urusan manajemen maupun tata kelola keuangan yang akan dibicarakan dalam forum ini dengan melibatkan Kementerian Keuangan dan Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Dengan dibukanya izin Perguruan Tinggi Asing (PTA) beroperasi di Indonesia, Nasir pun mengingatkan agar PTN-BH siap berkompetisi dengan mereka. Ia menekankan jika PTN-BH tidak menata diri dengan baik, efisiensi tidak bisa dilakukan dan kualitas tidak ditingkatkan, maka dikhawatirkan tidak akan mampu bersaing.

"Jangan sampai terjadi pemborosan dan dosen tidak meningkatkan kualitasnya. Semuanya harus ditingkatkan," tegas Nasir.

Kemristekdikti juga mengajak forum PTN-BH bertemu dengan Kemristekdikti. Adapun tujuan utama forum pertemuan ini adalah untuk mencapai otonomi PTN-BH guna meningkatkan kualitas sekaligus mengangkat peringkat PTN Indonesia dalam taraf internasional.

Forum ini dihadiri oleh para rektor, anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik dan Dewan Guru Besar dari 11 PTN-BH di Indonesia. Sebelas PTN-BH tersebut, antara lain Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Universitas Airlangga (Unair), Universitas Diponegoro (Undip), Universitas Padjadjaran (Unpad), Universitas Hassanuddin (Unhas), dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Langkah Strategis

Sementara itu, Rektor ITS, Joni Hermana, menambahkan, saat ini 11 PTN-BH menyatakan siap menata langkah strategis untuk bersanding, bukan bertanding. "Kita akan melayani dan membantu mahasiswa untuk bisa memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki PTA tersebut melalui kerja sama yang kita jalin nantinya," tuturnya.

Joni mengungkapkan langkah-langkah strategis yang disiapkan, antara lain penjaminan mutu akademik PTN-BH dalam rangka mendukung program pemerintah dan pembangunan nasional, otonomi PTN-BH dalam mendukung pembangunan nasional dan menghadapi persaingan global, dan pemetaan serta pemenuhan sumber daya manusia PTN-BH dalam rangka peningkatan mutu pendidikan tinggi. cit/E-3

Komentar

Komentar
()

Top