Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Konferensi PBB

Guterres: Lautan yang Sekarat dalam Keadaan Darurat

Foto : AFP/CARLOS COSTA

Antonio Guterres Sekjen PBB

A   A   A   Pengaturan Font

LISBON - Sebuah konferensi yang membahas tentang bagaimana memulihkan lautan global digelar di Lisbon, Portugal, pada Senin (27/6). Sekjen PBB yang turut hadir dalam pidatonya mengatakan bahwa lautan dunia saat ini berada dalam krisis akibat dihantam oleh perubahan iklim dan polusi.

"Hari ini kita menghadapi apa yang saya sebut keadaan darurat lautan," kata Sekjen PBB, Antonio Guterres, kepada ribuan pembuat kebijakan, pakar dan advokat pada pleno pembukaan. "Kemanusiaan bergantung pada laut yang sehat," imbuh dia.

Lautan tercatat menghasilkan 50 persen oksigen yang kita hirup dan menyediakan protein dan nutrisi penting bagi miliaran orang setiap hari. Lautan meliputi 70 persen permukaan Bumi dan lautan juga telah turut membantu meringankan dampak perubahan iklim bagi kehidupan di darat.

Lautan diketahui sanggup menyerap sekitar seperempat polusi CO2 dan ini mengakibatkan air laut menjadi asam, mengancam rantai makanan akuatik dan kapasitas laut untuk menyerap karbon.

Lautan juga menyerap lebih dari 90 persen kelebihan panas dari pemanasan global. Namun hal ini memiliki konsekuensi suhu air laut memanas yang membunuh terumbu karang. Oleh karena itu para ilmuwan memperingatkan perlunya pengurangan secara drastis gas rumah kaca untuk memulihkan kesehatan laut.

Polusi Pencemar

Menurut Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNEP), yang memperburuk keadaan lautan adalah semburan polusi pencemar yang tak berkesudahan, termasuk sampah plastik. Menurut laporan Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) baru-baru ini, sampah plastik tahunan akan mencapai hampir tiga kali lipat menjadi satu miliar ton pada 2060.

Ancaman mikroplastik yang saat ini sudah ditemukan di dalam es Arktik dan ikan di palung terdalam lautan, diperkirakan akan membunuh lebih dari satu juta burung laut dan lebih dari 100.000 mamalia laut setiap tahun.

Solusi bagi semua itu masih berkisar dari daur ulang hingga pembatasan global pada produksi plastik.

Perikanan global juga akan menjadi sorotan dalamKonferensi Kelautan PBB yang akan terlaksana selama lima hari ini.

"Setidaknya sepertiga dari stok ikan liar ditangkap secara berlebihan dan kurang dari 10 persen lautan dilindungi," Kathryn Matthews, kepala ilmuwan untuk LSM Oceana yang berbasis di AS. "Kapal penangkap ikan yang merusak dan ilegal beroperasi dengan impunitas di banyak perairan pesisir dan di laut lepas," imbuh dia. AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : AFP

Komentar

Komentar
()

Top