Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Kabupaten Sambas

Gunung Senujuh, Keindahan Bukit Tujuh Rupa di Sambas

Foto : Istimewa

Gunung Senujuh, Kabupaten Sambas

A   A   A   Pengaturan Font

Salah satu wisata alam andalan di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, adalah Gunung Senujuh. Bukit yang dikelilingi sungai ini memiliki tujuh rupa jika dilihat dari sisi yang berbeda.

Sambas merupakan sebuah kabupaten di sebelah utara Kalimantan Barat yang berbatasan dengan Malaysia. Geomorfologinya berupa dataran rendah dengan ketinggian 0 meter hingga mencapai ratusan meter terutama untuk beberapa wilayah yang bergunung-gunung.

Salah satu pegunungan atau bukit yang menawarkan pemandangan menarik di Kabupaten Sambas adalah Gunung Senujuh.

Bukit yang bentuknya mirip kapal yang terbalik jika dilihat dari arah timur laut dan barat daya. Jika dilihat dari sisi lain seperti tenggara atau barat daya gunung memiliki penampakan lebih mengerucut dan lebih kecil.

Pemandangan ini menjadikan gunung ini memiliki banyak rupa tergantung dari mana melihatnya. Hal ini dapat dilihat saat menaiki perahu melewati kawasan ini terutama ketika menelusuri Sungai Sambas.

Karena alasan memilih penampakkan yang berbeda tergantung dilihat dari mana, maka gunung ini dinamakan demikian. Nama Gunung Senujuh sendiri merupakan singkatan dari kata "tujuh" karena memiliki rupa yang berbeda itu.

Yang jelas dari kejauhan Gunung Senujuh diselimuti oleh pepohonan yang lebat. Warnanya tampak membiru, berpadu dengan pemandangan hijau dari perkebunan dan air sungai. Penampakan air Sungai Sambas dan Sungai Senujuh yang berada disekeliling tergantung kondisi yang terjadi. Saat baru saja hujan, warnanya agak coklat.

Tinggi Gunung Senujuh yang sendirian atau tanpa ditemani beberapa pegunungan yang ada di sekitarnya mencapai kira-kira 400 meter. Meski ketinggiannya cukup rendah, namun di tengah kontur tanah di wilayah ini yang cenderung datar. Hal ini membuat keberadaannya cukup menonjol. Hal inilah salah satu yang menarik banyak orang untuk mendaki.

Gunung Senujuh secara administratif berada di tiga desa yaitu Desa Gunung Senujuh, Perigi Limus, dan Semanga, di Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Jaraknya dari pusat kota kabupaten mencapai 49.1 kilometer atau dalam waktu 1 jam 22 menit melalui Sungai Sambas.

Gunung Senujuh memang dekat dengan beberapa anak sungai. Ada tiga anak sungai di dekatnya yaitu Sungai Sambas, Sungai Senujuh dan Sungai Perigi Piai. Sungai Sambas di sisi selatan menjadi pilihan utama karena paling dekat dan bisa langsung menuju ke lokasi.

Jalur darat sejauh ini terlalu sulit untuk dilakukan sehingga rekomendasinya melewati jalur sungai. Selain lebih praktis, jalur sungai menawarkan pemandangan dari dua sisi yaitu sisi barat daya dan timur laut sehingga bisa mendapatkan penampakan yang lebih lengkap.

Setelah menelusuri Sungai Sambas dari arah hilir akan bertemu dengan anak sungai di Desa Semanga di sebelah kiri. Dari sini perahu diarahkan menuju kampung Sajingan Kecil tempat dermaga menuju Gunung Senujuh berada.

Dari dermaga, wisatawan perlu menerobos rumah-rumah penduduk. Selanjutnya akan menapaki sebuah jalan dengan lebar 1,5 meter melewati persawahan. Dari sini perjalanan menuju Gunung Senujuh dimulai.

Wisatawan dapat meminta kelompok sadar wisata (Pokdarwis) Lestari Perigek Limus untuk memandu perjalanan. Pemandu diperlukan karena tidak muda menyusuri jalur pendakian yang terjal dengan pepohonan yang cukup lebat, di samping menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Jalur di Gunung Senujuh yang saat ini berstatus Taman Wisata Alam (TWA) dengan di kanan-kini jalur pegunungan masih berupa hutan lebat. Beberapa diantaranya bisa dijumpai pohon dengan diameter hingga 1,2 meter, meski ancaman pembalakan terus terjadi.

Gunung Senujuh termasuk pegunungan yang memiliki kemiringan terjal dan cukup panjang. Untuk membantu para pendaki, tersedia tambah untuk pegangan. Memang kemiringan jalur tersebut membutuhkan tenaga dan kehati-hatian agar bisa mencapai puncak sedang selamat tanpa cedera.

Pendaki dapat menikmati keindahan alam dan pohon-pohon hutan tropis yang usianya mungkin sudah ratusan tahun. Pendakiannya terbilang ekstrem, jadi diperlukan tenaga yang kuat agar tidak kelelahan, namun ini adalah tantangan yang menakjubkan bagi petualang alam. Hamparan alam juga dapat disaksikan pada puncak Gunung Senujuh, membuat kepenatan akan hilang selama pendakian.

Perjalanan selanjutnya dilanjutkan dengan berjalan kaki gunung menuju puncak. Lama pendakian mencapai puncak bisa ditempuh dalam waktu antara 1,5-2,5 jam, tergantung kecepatan para pendaki sendiri. Medan atau jalan dilalui bongkahan batu besar, terjal dan kayu yang besar dan kecil.

Sesekali dijumpai sisa tebangan pohon di sepanjang jalurnya. Ini cukup disayangkan, karena di tengah maraknya pembukaan perkebunan kelapa sawit hutan, Gunung Senujuh seperti menjadi oase, apalagi bukit dengan luas 585,90 hektare dengan panjang 12.628 meter ini menjadi tempat yang pas untuk mengenali hutan Kalimantan.

Namun dengan adanya aktivitas wisatawan dan juga dibentuknya Pokdarwis tersebut, diharapkan menciptakan kesedaran untuk melindunginya. Mereka dengan sadar akan merasakan merasa memiliki karena mendapatkan manfaat dari wisatawan yang datang. Salah satu yang dilakukan masyarakat adalah membuat jalan setapak.

Berburu Udang Galah

Kegiatan wisata yang bisa dilakukan di Gunung Senujuh selain mendaki adalah berkemah di lokasi yang telah ditentukan. Perkemahan sering dilakukan karena lokasinya yang masih sangat asri, terdapat flora dan fauna yang akan menambah kesan berkemah.

Di lokasi terdapat air bersih karena dialiri oleh tiga sungai sekaligus. Untuk keamanan dianjurkan untuk berkemah secara bergerombol atau tim baik bersama keluarga, teman, atau sahabat Anda.

Selain itu wisatawan dapat melakukan kegiatan memancing udang galah di sungai sekitar gunung juga tak kalah menarik. Sungai Sambas di Kabupaten Sambas dan Kabupaten Bengkayang menjadi tempat bagi beberapa komunitas dan individu untuk memancing udang galah. Udang dari spesies Macrobrachium rosenbergii ini memiliki ciri-ciri fisik yang lebih besar dari jenis udang lainnya.

Udang galah biasanya hidup di daerah perairan air tawar yang dangkal. Ciri khas yaitu memiliki kepala yang berbentuk kerucut, restrum melebar pada bagian ujungnya, bentuk udang galah memanjang dan melengkung ke atas.

Udang galah dewasa yang terdapat pada ekologi perairan memiliki panjang tubuh sekitar 28,5-3,5 sentimeter dan berat tubuh udang galah kisaran antara 200-100 gram per ekor. Untuk menangkap udang besar-besar ini bisa membawa peralatan pancing sendiri, sedangkan perahunya bisa menyewa dari warga setempat.

Pemilik perahu bisa dimintai pendapat apakah hari itu saat yang tepat untuk memancing udang atau ikan. Pemilik yang sekaligus sebagai tukang perahu akan membantu menemukan titik memancing yang tepat di samping menjadi penasehat keamanan dari berbagai gangguan satwa liar.

Memancing di Sungai Sambas dengan Gunung Senujuh memang menjadi tujuan banyak orang untuk datang ke tempat ini tanpa mengunjungi gunung tersebut. Dari lokasi memancing udang wisatawan biasanya berfoto dengan latar belakang pemandangan Gunung Senujuh yang membiru. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top