Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Gundala Masuk Midnight Madness Toronto Film Festival

Foto : istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Film Gundala garapan sutradara Joko Anwar diumumkan masuk sebagai salah satu daftar film yang akan diputar di kategori Midnight Madness di Toronto International Fim Festival (TIFF) 2019. Midnight Madness adalah sebuah gelaran pemutaran film genre, penuh eksperementasi, dan seksi paling menyenangkan dari festival yang diputar pukul 00.00.

LA Times menyebut, berbeda dengan tahun lalu dari program Midnight yang mengikutsertakan film bergengsi Amerika Serikat seperti "The Predator" dan "Halloween" garapan para film maker senior, separuh dari 10 daftar film yang akan tayang pada tahun ini dibuat oleh sutradara debutan film panjang dari berbagai negara termasuk Indonesia.

"Ini benar-benar tahun penemuan," kata Peter Kuplowsky, pemimpin program untuk Midnight Madness, dalam sebuah wawancara telepon dengan wartawan LA Times. "Bukan karena saya jarang melihat film-film ini, tetapi karena sutradara yang muncul tahun ini benar-benar menunjukkan jalan seperti apa film bagus di tahun-tahun mendatang."

"Blood Quantum" karya Jeff Barnaby, kisah zombie Kanada yang berlatar kalangan komunitas Mi'gmaq yang terisolasi, akan menjadi pembuka Midnight pada 5 September. Sedangkan film penutup yang diputar pada 15 September adalah "Cray World" karya Isaac Nabwana, sebuah perayaan gerakan film Uganda yang dikenal sebagai Wakaliwood.

Sutradara favorit Cult Richard Stanley ("Hardware," 1990-an yang juga diputar di Midnight Madness) kembali dengan "Color Out of Space," sebuah adaptasi dari cerpen H.P. Lovecraft yang dibintangi oleh Nicolas Cage dan diproduksi oleh SpectreVision milik Elijah Wood.

Sutradara Jepang Takashi Miike juga kembali ke festival dengan "First Love." Ini adalah filmnya yang kesembilan untuk diputar di bagian ini, lebih dari pembuat film lainnya.

Dan "Gundala" karya Joko Anwar akan memanaskan tengah malam di Toronto bersama "The Platform" karya Galder Gaztelu- Urrutia dari Spanyol, "Saint Maud" dari Rose Glas, nggris dan "The Vigil" karya Keith Thomas dari AS.

Ditemui Koran Jakarta saat meet and greet di Jogja City Mall akhir pekan lalu, Joko Anwar tak kuasa mengungkapkan kebanggaannya. Sekaligus ia percaya bahwa Gundala bisa membawa penonton internasional memahami Indonesia.

"Film Gundala adalah tentang Indonesia yang penuh orang-orang yang memikirkan sesama. Film ini ingin mengingatkan kita bahwa Indonesia kaya perbedaan tapi itu membuat kita kuat. Itu yang paling penting bagi Gundala ada di Midnight Madness TIFF," tandas Joko.

YK/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Eko S

Komentar

Komentar
()

Top