Selasa, 04 Mar 2025, 13:38 WIB

Gubernur Wayan Koster dan Wagub Giri Mulai Gunakan Mobil Listrik, Bisa Buat Inspirasi Instansi Lain

Mobil listrik yang digunakan Gubernur Bali, Wayan Koster.

Foto: antara foto

DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster dan Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta mulai hari ini, Selasa (4/3), menggunakan kendaraan berupa mobil listrik sebagai komitmen terhadap keberlanjutan.

Gubernur Bali di Denpasar, Selasa, mengatakan pemilihan kendaraan dinas berbasis listrik ini juga tergolong hemat, sehingga ia mengajak instansi dan lembaga lainnya mengikuti jejak ini.

“Kan ada peraturan gubernur menggunakan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai, jadi di periode kedua ini 2025-2030, akan didorong semua perkantoran, hotel, mal, bupati, wali kota, dan DPRD menggunakan kendaraan listrik sesuai pergub,” kata Koster.

Ia menjelaskan bahwa unit mobil listrik bermerek BYD Seal yang digunakannya dan Giri Prasta harganya lebih murah dari kendaraan dinas biasanya yang bermerek Alphard dan kebetulan sudah dimiliki sejak lama.

Di tengah efisiensi Pemprov Bali juga membuktikan bahwa biaya operasionalnya lebih murah daripada kendaraan konvensional berbahan bakar bensin.

Tetapi meskipun perawatannya tidak serumit kendaraan konvensional, saat ini Bali masih berproses memperbanyak titik SPKLU untuk mengisi daya kendaraan listrik dibantu PLN.

“Kalau menggunakan bensin jarak Jembrana-Denpasar itu perlu Rp300 ribu, ini cuma Rp50.000, jauh sekali lebih efisien,” ujarnya.

Untuk itu Wayan Koster-Giri Prasta mendorong semua pihak mengikuti jejaknya dimulai dari kepala daerah kabupaten/kota yang saat ini beberapadi antaranya telah menggunakan mobil hibrid sebagai kendaraan dinas.

Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta menambahkan bahwa prinsip utama dari penggunaan mobil listrik untuk menciptakan Bali ramah lingkungan dan dapat dimulai dari pemimpinnya.

“Saya kira kami akan coba, jadi bagaimana juga meluncurkan hari ini, sehingga ke depan ini bisa dipakai oleh seluruh lapisan masyarakat, saya kira itu,” kata dia.

“Yang kedua efisiensi dari perda anggaran, kalau misalkan kita beli bensin bisa Rp1 juta lebih, kalau ini cukup Rp150 ribu,” sambung Giri.

Redaktur: Sriyono

Penulis: Sriyono

Tag Terkait:

Bagikan: