Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis

Greysia/Apriyani Harapan Terakhir untuk Emas

Foto : ANTARA/Sigid Kurniawan

Berpeluang Raih Emas I Ganda putri Indonesia Greysia Pollii/Apriyani Rahayu melaju ke final Bulu Tangkis Olimpiade Tokyo setelah di semifinal menang atas ganda putri Korea Selatan Lee Sohee/Shin Seungchan 21-19, 21-17 di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang, Sabtu (31/7). Greysia/Apriyani berpeluang mempersembahkan emas pertama bagi Indonesia.

A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Kegagalan Anthony Sinisuka Ginting melaju ke final cabang Bulu Tangkis Tunggal Putra Olimpiade Tokyo 2020, membuat ganda putrid Greysia Polii/Apriyani Rahayu menjadi satu-satunya harapan bagi Indonesia untuk meraih medali emas.

Setelah mencatatkan sejarah baru bagi bulu tangkis Indonesia dengan melaju ke final Olimpiade Tokyo 2020, Greysia/Apriyani kini tinggal selangkah lagi untuk merebut medali emas. Greysia/Apriyani menjadi wakil Indonesia pertama dari sektor ganda putri yang akan tampil di partai final Olimpiade.

Sejak bulu tangkis dinobatkan sebagai salah satu cabang olah raga resmi dalam ajang Olimpiade, yaitu pada Olimpiade 1992 di Barcelona, ganda putri Indonesia belum pernah menyumbang medali, bahkan tidak pernah sampai ke babak semifinal.

Greysia Polii memang menjadi harapan baru di sektor ganda putri. Dalam ajang Olimpiade 2012 yang digelar di London, dia dipasangkan dengan Meiliana Jauhari dan masuk dalam grup C bersama Korea Selatan, Australia, dan Afrika Selatan. Namun tak disangka, nasib buruk menimpa tim Garuda yang terpaksa didiskualifikasi bersama dengan tiga wakil dari negara lain karena dugaan pengaturan pertandingan.

Greysia kembali tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Kali itu dia berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari. Apriyani selanjutnya resmi dipasangkan pertama kali dengan Greysia pada 2017. Mereka langsung menyabet gelar juara Prancis Open 2017 dan menjadi runner-up Hong Kong Open 2017. Selain itu, mereka juga menjuarai India Open 2018, Thailand Open 2018, India Open 2019, dan menyabet medali emas SEA Games 2019.

Perjalanan Greysia/Apriyani di Olimpiade Tokyo tidaklah mudah. Mereka harus menghadapi lawan-lawan yang tangguh sebelum akhirnya melaju ke final. Pasangan peringkat keenam dunia itu tinggal selangkah lagi untuk mewujudkan impian. Praktis, Greysia/Apriyani menjadi harapan terakhir bagi Indonesia untuk meraih emas di Olimpiade Tokyo.

Mereka harus melawan pasangan nomor dua dunia Chen Qing Chen/Jia Yi Fan dari Tiongkok, pada laga final yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza Senin (2/8) pukul 11.00 hingga 13.00 WIB. Dalam catatan BWF, Greysia/Apriyani tertinggal dengan agregat 3-6 dari sembilan pertemuan.

Kedua pasangan itu terakhir kali bertemu di turnamen BWF World Tour Finals 2019, yang dimenangkan oleh Chen/Jia 21-17, 10-21, 21-16. "Saya belum ingin puas dulu, kami masih harus bermain untuk emas," ujar Apriyani usai kemenangan pada babak semifinal.

Bidik Perunggu

Setelah gagal melaju ke final, Ginting berharap menangi medali perunggu dari Olimpiade perdana di Tokyo. Ginting gagal melaju ke final usai dihentikan tunggal putra China, Chen Long pada babak semifinal yang berlangsung di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Minggu (1/8).

Kini Ginting berharap untuk bisa membawa pulang medali perunggu bagi Indonesia dari Olimpiade perdananya di Tokyo. "Ini (medali) akan sangat berarti bagi saya. Ini Olimpiade pertama saya, dan saya sudah berusaha keras," kata Ginting lewat informasi resmi BWF di laman resminya.

Pada pertandingan penentuan hari Senin pukul 18.00 WIB, ia akan menghadapi pebulu tangkis Guatamela, Kevin Cordon. ben/S-2


Redaktur : Sriyono
Penulis : Benny Mudesta Putra

Komentar

Komentar
()

Top