Nasional Mondial Ekonomi Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Foto Video Infografis
Pemulihan Ekonomi | Tata Kelola yang Baik Jangan Hanya saat Pandemi

“Green Economy" Sumber Pertumbuhan Ekonomi Baru

Foto : ISTIMEWA
A   A   A   Pengaturan Font

JAKARTA - Saat ini, Indonesia memiliki sejumlah sumber pertumbuhan ekonomi baru. Salah satu yang sangat potensial selama recovery ekonomi ialah green economy. Jika dioptimalkan, green economy akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru. Namun, faktanya pemanfaatan EBT di RI masih rendah.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, mengatakan bahwa saat ini mulai terlihat sumber-sumber pertumbuhan baru pascapandemi di antaranya adalah green economic serta melalui pelaksanaan SDGs yang membuka ruang-ruang ekonomi di masa depan dan digitalisasi.

"Transisi menuju green economy tidak hanya tentang membangun energi baru terbarukan, tetapi juga komitmen pemerintah Indonesia untuk memensiundinikan pembangkit listrik tenaga batu bara," ujar Wamenkeu saat memberikan keynote speech pada pembukaan 11th Annual International Forum on Economic Development and Public Policy (AIFED) di Bali, Selasa (6/12). Wamenkeu menyebut hal ini perlu strategi yang berkelanjutan menuju transisi yang adil.

Adapun terkait ekonomi digital adalah salah satu fundamental yang menjadi sumber pertumbuhan baru. Ekonomi digital di dua tahun terakhir masa pandemi membuka mata kita bahwa digital akan bersama kita dan menjadi sumber penting pertumbuhan ekonomi di masa depan. Kami mampu menjaga pertumbuhan ekonomi kami dalam dua atau tiga tahun terakhir dengan digitalisasi.

Selanjutnya, Wamenkeu juga melihat bahwa hubungan antara ekonomi dan kesehatan banyak membuka ruang-ruang ekonomi di masa depan. Bahkan, melalui implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dan upaya-upaya untuk mencapai tujuan SDGs ruang-ruang pertumbuhan baru ke depan juga semakin terbuka.

"Saya berharap bahwa sesi-sesi dalam AIFED ke-11 ini dapat mengelaborasinya lebih jauh dan kita akan sampai pada pemahaman baru tentang pertumbuhan ekonomi pascapandemi Covid-19," tukas Wamenkeu.

Wamenkeu menambahkan tata kelola yang baik jangan hanya dilakukan saat pandemi melanda karena sangat penting untuk memiliki tata kelola yang baik sejak awal bahkan sebelum pandemi melanda.

"Tata kelola yang baik justru akan memungkinkan kita menghadapi pandemi dalam situasi yang lebih baik," ungkap Suahasil.

Selain tata kelola yang baik, Suahasil menyebutkan pelajaran lainnya yakni pentingnya data. Data yang dimaksud bukanlah data historis, tetapi data kondisi dalam model perekonomian.

Bauran kebijakan turut menjadi hal penting lainnya yang menjadi pelajaran selama krisis, karena satu kebijakan saja tidak cukup untuk menjaga sebuah negara tetap aman.

"Hubungan koordinasi dengan semua lembaga lain, terutama lembaga independen seperti Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lain-lain sehingga bauran kebijakan itu sangat-sangat penting," tuturnya.

Pelajaran terakhir yang didapat dari pandemi, lanjut dia, adalah mengubah cara hidup terutama saat pindah ke situasi endemik seperti sekarang.

Dengan demikian, sangat penting untuk belajar tentang bagaimana kesehatan dan ekonomi akan saling terkait dan akan menjadi ciri perkembangan ekonomi kita bertahun-tahun ke depan.

Jauh Tertinggal

Dalam kesempatan lainnya, Pengamat Energi, Fabby Tumiwa, meminta pemerintah untuk memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT), sebab dalam hal pemanfaatan energi terbarukan kita jauh tertinggal dibanding negara lain.

"Walaupun potensi sumber daya green energy besar, tapi kalau tidak dijadikan energi yang siap pakai, tidak banyak berguna," tegas Fabby merespons stagnannya pengembangan EBT di Tanah Air.

"Jadi, saya sarankan agar pemerintah mengebut pengembangan sumber daya ET (energi terbarukan) dan lakukan secara besar besaran sehingga dapat mendukung transisi energi mencapai net zero emission (NZE) 2060 atau lebih awal dengan 100 persen energi terbarukan," pungkas Fabby.


Redaktur : andes
Penulis : Antara, Fredrikus Wolgabrink Sabini

Komentar

Komentar
()

Top