Senin, 25 Nov 2024, 00:00 WIB

GPM Bakal Digencarkan Selama Periode Nataru

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi

Foto: istimewa

Pelaksanaan GPM dilakukan secara masif di sejumlah titik strategis, terutama di wilayah yang menunjukkan potensi kenaikan harga karena permintaan meningkat.

JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menggencarkan gerakan pangan murah (GPM) di seluruh wilayah. Langkah intervensi tersebut dimaksudkan untuk menjaga stabilisasi harga dan ketersediaan pangan menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

“Menjelang Natal dan tahun baru ini, kami terus gencarkan GPM di berbagai daerah, khusus untuk Desember ini Badan Pangan Nasional bersama pemerintah daerah dan BUMN pangan serta stakeholder lainnya menargetkan GPM sebanyak 134 kali di 25 kabupaten/kota di enam provinsi,” kata Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, dalam Rapat Koordinasi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian yang digelar secara daring di Jakarta, Sabtu (23/11).

Arief menyampaikan Bapanas mendorong gerakan pangan murah baik di pusat maupun di seluruh daerah. GPM digelar berkolaborasi dengan BUMN pangan dan pemerintah daerah melalui dinas yang menangani urusan pangan provinsi dan kabupaten/kota.

Dia menyebutkan pelaksanaan GPM dilakukan secara masif di titik-titik strategis, terutama di wilayah yang menunjukkan potensi kenaikan harga karena permintaan meningkat.

"Yaitu di daerah yang mayoritas penduduknya menyelenggarakan Natal dan Tahun Baru, antara lain Papua, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, dan Sumatera Utara," ujarnya.

Arief menyebutkan, sejak Januari hingga November 2024 GPM telah dilaksanakan sebanyak 8.750 kali di 514 kabupaten/kota dan 38 provinsi.

Untuk melihat pergerakan harga secara harian, lanjut Arief, Bapanas memiliki pemantauan harga melalui panelharga.badanpangan.go.id yang menghimpun data secara real-time perkembangan harga dari seluruh daerah, sebagai basis dalam melihat daerah-daerah yang perlu dilakukan intervensi stabilisasi secara lebih kuat lagi.

Dia mengaku berdasarkan pemantauan harga yang dilakukan, secara umum pergerakan stabil, namun beberapa daerah ada yang mengalami kenaikan harga di atas harga acuan. "Sehingga intervensi stabilisasi pangan terus digencarkan, khususnya terkait dengan meningkatnya permintaan di beberapa daerah karena menjelang Natal dan Tahun Baru,” ungkap Arief.

Arief menambahkan, GPM merupakan salah satu instrumen yang dilakukan pemerintah sebagai bagian dari langkah strategis menjaga inflasi, khususnya inflasi pangan yang berkontribusi signifikan terhadap inflasi umum.

Perkuat Kebijakan

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) terus berkomitmen dan berupaya memperkuat efektivitas kebijakan moneter guna menjaga inflasi pada 2024 dan 2025 terkendali dalam sasaran 2,5 plus minus satu persen, dengan tetap mendukung upaya penguatan pertumbuhan ekonomi.

“Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi Indeks Harga Konsumen tetap terkendali dalam sasarannya,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada November 2024 di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Perry menuturkan inflasi IHK pada Oktober 2024 terjaga dalam kisaran sasaran 2,5 plus minus satu persen. Inflasi IHK pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,71 persen year on year (yoy) dipengaruhi oleh inflasi inti yang terkendali pada level 2,21 persen (yoy) dan inflasi volatile food (VF) yang terus menurun menjadi 0,89 persen (yoy).

Redaktur: Muchamad Ismail

Penulis: Antara, Muchamad Ismail

Tag Terkait:

Bagikan: