Nasional Mondial Ekonomi Daerah Megapolitan Olahraga Rona The Alun-Alun Kupas Splash Wisata Perspektif Wawancara Edisi Weekend Foto Video Infografis
Wisata Ngawi

Girikerto, Desa Kaya Pesona Alam di Lereng Lawu

Foto : Istimewa
A   A   A   Pengaturan Font

Memiliki sumber air yang melimpah dan juga perkebunan teh serta lahan pertanian yang luas, membuat Desa Girikerto diberkahi oleh udara yang segar serta keramahtamahan warga masyarakat yang memiliki kearifan lokal berupa budaya bersih desa yaitu sadranan pada setiap tahunnya.

Pesona alam di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bukan semata hanya berupa hutan jati seperti yang terlihat saat melakukan perjalanan melewati jalan nasional Surabaya-Solo. Di bagian selatan terutama yang berada di lereng Gunung Lawu, bentang alamnya ternyata cukup indah dan udaranya amat sejuk.

Tempat terbaik untuk menikmati pesona alam Kabupaten Ngawi selatan adalah di Desa Wisata Girikerto. Tempat berlibur murah meriah dengan keindahan panorama pegunungan dan pertanian ini berada di Desa Girikerto, Kecamatan Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.

Desa Girikerto memiliki alam berupa persawahan terasering, kebun teh, mata air yang tidak pernah surut, dan hutan pinus. Dengan semangat gotong royong dan kreativitas warganya, tempat ini kini menjadi destinasi wisata alam menarik.

Desa Girikerto dibagi ke dalam tiga dusun dan satu kampung yaitu Nglegok, Banjaran, Girikerto, dan Kampung Jamus. Berada di lereng Gunung Lawu, desa ini berada pada ketinggian 800 meter di atas permukaan laut (mdpl). Wilayahnya berupa persawahan, perkebunan, hutan tanaman industri, dan perkebunan teh.

Lokasi Desa Girikerto berjarak 37,7 kilometer dari pusat Kota Ngawi melewati jalan Jogorogo. Setelah perjalanan selama 1 jam 6 menit akan sampai di tempat ini. Sedangkan dari Surabaya jaraknya 215,2 kilometer melawati jalan tol Ngawi - Kertosono dalam waktu tempuh 3 jam 13 menit.

Daya tarik wisata Desa Girikerto adalah lahan pertanian terasering, mata air alami, pemandangan Gunung Lawu, dan perkebunan teh. Dengan memanfaatkan dana desa pemerintah desa dan kelompok sadar wisata (pokdarwis) desa ini bergotong-royong membangunnya agar menjadi desa wisata.

Di titik terbaik di tepi jalan desa, Pokdarwis Desa Wisata Girikerto bahkan membangun gardu pandang dari bambu dengan cara warna-warni. Dari gardu pandang ini pelancong dapat melihat bentang alam desa dengan sudut 360 derajat yang bisa digunakan untuk swafoto.

Usaha lain pokdarwis desa ini adalah mempercantik sumber mata air Sumber Koso. Di sini dilakukan pembangunan berupa pembuatan jalan beton, pembangunan meja, den merapikan bangunan keliling telaga sumber mata air, menyediakan tempat camping dan sebagainya.

Usaha warga desa dalam berhasil menghasilkan arus kunjungan yang banyak juga pernah mendapatkan penghargaan. Potensi alam yang dimiliki dan kreativitas warganya dalam menghadirkan destinasi yang menarik membuat Desa Wisata Girikerto menyabet penghargaan sebagai Dewi Cemara, akronim dari Desa Wisata Rakyatnya Cerdas Mandiri Sejahtera dari pemerintah Provinsi Jawa Timur pada tanggal 5 November 2023 lalu.

Tak hanya itu, pada tahun 2024 ini, Desa Wisata Girikerto masuk ke dalam daftar 500 besar nominasi Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), sebuah ajang apresiasi yang diberikan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Penilaian nominasi anugerah ini berdasarkan lima parameter yaitu daya tarik, amenitas, digital, kelembagaan dan sumber daya manusia, serta resiliensi. Dengan parameter tersebut Desa Girikerto berada pada klasifikasi Desa Wisata Rintisan, yakni desa wisata yang baru mulai beroperasi dan masih dalam lingkup terbatas.

Kebun Teh dan Mata Air

Daya tarik lain di Desa Wisata Girikerto selain pertanian terasering adalah perkebunan teh yang berada di Kampung Jamus. Perkebunan ini didirikan pada zaman Belanda dan di dalam kawasan ini wisatawan dapat menikmati hijaunya daun teh yang menghampar, menyatu dalam lanskap khas lereng Gunung Lawu.

Perkebunan Teh Jamus ini menjadi tempat ideal untuk menikmati sejuknya Desa Wisata Girikerto karena lokasinya terletak di sebelah selatan desa di lereng Gunung Lawu. Perkebunan ini berada di ketinggian 1.000 mdpl dimana pada ketinggian ini udaranya amat sejuk.

Di dalam Perkebunan Teh Jamus kini telah tersedia berbagai wahana menarik. Pengunjung bisa mencoba sensasi feeding time berupa memberi makan rusa. Di dalamnya juga ada mata air Sumber Lanang yang tidak pernah kering yang berasal dari bagian yang lebih tinggi dari lereng Gunung Lawu.

Jika ingin merasakan sensasi yang lebih ekstrem, pengunjung juga bisa naik ke Borobudur Hill. Untuk menuju ke sana, wisatawan harus melewati puluhan anak tangga dan tentu saja untuk mencapai puncaknya, pelancong harus memiliki fisik yang sehat.

Diatas ketinggian itu pengunjung juga bisa melihat pohon teh yang dibiarkan tumbuh besar serta wisatawan pun bisa memilih alternatif naik kendaraan untuk mengelilingi kebun the yang salah satunya yaitu truk yang telah dimodifikasi atau jika ingin lebih puas lagi, pengunjung bisa berkeliling dengan naik kendaraan gardan ganda yang kuat menanjak.

Di sisi lain, penataan dan pengembangan kawasan agrowisata Perkebunan Teh Jamus terus dilakukan karena luas perkebunan yang mencapai perkebunan ini mencapai 472 hektare. Pengembangan potensi ini bertujuan wisatawan tak bosan untuk kembali lagi mengunjunginya.

Dalam sejarahnya, agrowisata berwawasan lingkungan Perkebunan Teh Jamus ini sudah diawali tahun 1993 dengan membangun kawasan kebun dengan konsep lingkungannya yang tetap alami dan lestari serta dikerjakan dengan mengedepankan kelestarian lingkungan hidup.

Selama ini kebun teh ini telah memberi lapangan kerja, penghasil produk ekspor serta pemeliharaan sumber daya alam dan kelestarian lingkungan hidup. Bekerja di perkebunan teh sebagai pemetik dan buruh pabrik menjadi mata pencarian warga Desa Girikerto selain menggarap sawah, beternak sapi, kambing, dan unggas.

Di sisi lain, kepemilikan lahan yang mayoritas dimiliki oleh Perhutani seringkali menjadi masalah dalam pengelolaan tanah untuk kegiatan bercocok tanam bagi warga desa. Pada musim kemarau beberapa warga masyarakat mengambil kayu bakar di hutan dengan menebang kayu milik Perhutani menjadi permasalahan tersendiri.

Keberadaan desa wisata ini tentu membantu masyarakat dalam mendapatkan pencarian tambahan dan bahkan menjadi mata pencaharian baru. Geliat ekonomi desa ini juga terlihat di sumber mata air alami Sumber Koso yang berupa telaga cukup besar dimana warga masyarakat bisa menjual aneka produk baik kerajinan tangan maupun kuliner.

Keberadaan Gunung Lawu memiliki peran penting bagi Kabupaten Ngawi dan Desa Wisata Girikerto. Salah satu SDA yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi desa ini adalah mata air Sumber Koso yang menyajikan pesona kejernihan air yang terus mengalir. Airnya bisa dimanfaatkan oleh para petani di area sekitarnya untuk pengairan lahan mereka. Debit airnya yang deras dan tidak pernah kering sepanjang tahun memberi berkah bagi petani hingga mereka tidak perlu pusing ketika musim kemarau tiba karena air selalu tersedia.

Sebelum menjadi tempat wisata, sumber mata air Sumber Koso dikenal sebagai tempat yang wingit. Selama berada di Sumber Koso, wisatawan akan dinaungi oleh lebatnya pohon pinus yang mengelilingi mata air. Di telaga tersebut ditebar ikan hias yang menjadikan sumber mata air ini semakin indah untuk dilihat.

Di Sumber Koso pengunjung bebas untuk menikmati airnya termasuk berenang. Airnya yang sebening kaca terus mengalir dan suhunya yang cukup dingin membuat badan menjadi segar dan bugar apalagi setelah kita mengalami kelelahan saat di perjalanan.

Laman Jedestas Kemenparekraf merekomendasi waktu berkunjung terbaik di Desa Wisata Girikerto adalah ketika musim kemarau antara bulan April hingga September. Pasalnya pada periode tersebut kegiatan wisata di sini tidak akan terhalang hujan. Selain itu pada musim kering ini, hawa sejuk akan lebih terasa sehingga wisatawan akan lebih betah berlama-lama. hay/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat
Penulis : Haryo Brono

Komentar

Komentar
()

Top